Sabtu, 08 Juni 2013

CURCOL BAGIAN XVIII

Pada suatu hari ditanggal merah, seorang gadis sederhana tengah naik angkutan umum bersama dua temannya.

Halah! Kaku banget ceritanya. Padahal saya mau cerita tentang pengalaman yang bikin saya tetap pada pendirian dan tidak mudah tergiur dengan hal-hal nyata yang sifatnya sementara. Jiaahh malah makin lebay.

Jadi gini:

Waktu saya naik mopen sama si makcik hetty juga si Yuli Balin, saya ketemu sama Bapak-bapak aneh yang duduk pas di sebelah saya.
Awalnya Bapak yang mungkin masih dibawahan Papap saya itu lagi telponan, dan baru berhenti beberapa menit kemudian. Kondisi waktu itu tenang. Saya dan dua teman saya pun nggak saling mengobrol, kami diam. Dan tau-tau si Bapak nanyain saya mau ke mana? Saya sebenernya risih banget ditanyain sama orang asing begini, tapi ya saya jawab aja seperlunya. Saya kira si Bapak yang sederhana itu bakalan mengakhiri pertanyaanya di situ, eh ternyata mulai banyak tanya dan bikin saya makin risih.

Berikut pertanyaan si Bapak yang bikin saya risih beserta respon saya ;

"Anak sekarang itu pada gak tau malu ya kan? Nggak malu-malu dia bilang suka sama si anu. Kalau orang dulu, mana pulak begitu."
Cuma nyengir saya bilang "iya, Pak. Tapi gak semua lah kayak gitu." *termasuk saya juga ga gitu (dalam hati). hahaha

"Kayak anak Bapak yang baru tamat SMP, anak tunggal, laki-laki. Dia minta Ninja, bapak kasih. Anak sekarang kan kerjaannya minta."
"Bapak juga sih, ngasih."
"Kasian juga kalau nggak di kasih, di sana (Riau) anak-anak segitu naikannya emang kayak gitu. Lagi musim."
nyengir lagi, "ooohh..." angguk-angguk kepala doang. *terus kalo anak Bapak naikannya Ninja, gua harus minta nomer hapenya gitu?

Di sini saya risih banget. Bawaannya pengen cepat nyampe aja. Soalnya nih Bapak nggak jelas banget maksud dan tujuannya ngemeng. hah!

"Di sini cari kerja susah ya kan? Beda kali sama di Riau. Di sana emang semua mahal, tapi nyari duitnya gampang. Gampang kali lah kalau cuma nyari seratus dua ratus ribu sehari. Di sana rata-rata orang gajinya 6-7 juta perbulan."
nyengir doang.
"Makanya kalau mau cari suami jangan orang sini. Gak terjamin nanti hidupmu. Kalau nyari yang ladangnya lebar, jadi nggak bikin ortu susah. Kalau kau dapet orang susah, apa orang tuamu gak susah?"
"Rezeki kan nggak ada yg tau, Pak." *songong kali nih Bapak. Pingin gua jitak.
"Jaman sekarang udah ga tergantung rezeki-rezekian. Yang penting mapan, orang tua kaya, ladang lebar kayak orang sana."
cuma bisa nyengir kuda.
*terus gua harus minta dilamar sama anak bapak, gitu?
*preeettt... Pas pacaran naik ninja, tapi kalo pas mau ngelamar dijual, apa gak naik jitol juga akhirnya? Boro-boro deh bisa honeymoon ke Bali. Roda dunia itu berputar, Pak. Gak selamanya orang itu berada di atas. Dan wauw, anda melupakan sesuatu. Rezeki, jodoh dan maut itu masih jadi bagian rahasia Tuhan. Manusia gak ada yang tahu.

Dan saya beruntung sekali karena ketemu si Bapak yang mungkin agak heng dikit. Setidaknya saya bersyukur bahwa orang tua saya nggak pernah mengajarkan hal-hal lucu di atas. Sejak kecil saya dan adik saya diajarkan untuk tetap sederhana, karena ya memang kami ini keluarga sederhana yang gak berlimpah harta. Karena yang di dunia ini sifatnya sementara yang sewaktu-waktu bisa diambil sama sang Pencipta.

Dan endingnya, si Bapak minta nomer hape saya. Katanya buat dikasihin anaknya biar dicariin kerja di Riau. Dan saya pura-pura lemot. Pura-pura gak denger sambil bilang "duluan ya pak"

Horeeeee... Bebas!



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Jangan malu- malu untuk berkomentar. Silahkan berikan komentar terbaik anda ^_^ Xie Xie Ni