Minggu, 28 Juli 2013

MEDPRESS BERTANYA

Gak sengaja liat giveaway nya mbak Kezia. TL penuh tentang syarat ikutan giveaway berhadia novel beliau, maka saya tekun membacanya. Pertanyaanya unik banget deh.

Medpress bertanya : Kyk gimana sih
kriteria cewek/cowok idaman yg cucok buat
dijadiin pacar (or maybe husband)?

Lalu saya menjawab: Yang selalu ingat hari ulang tahunku. ^^



I mean, kriteria seperti itu akan membuat saya selalu tampak berharga di matanya.

Selesai.

Jumat, 26 Juli 2013

PANGGIL AKU!


Panggil aku,
sekali saja!
Agar aku bisa tetap memperjuangkanmu.
Tanpa sekalipun bertanya 'Adakah cinta untukku?'

Panggil aku,
Agar aku tidak jadi melepaskanmu.
Agar aku yakin untuk menungumu,
meski dalam kurun waktu yang tak tentu.

Panggil aku, sayang!

Senin, 22 Juli 2013

Its a vow

It's a vow
This is my love; this is my vow
This is a promise
Beloved, this vow shall not be broken
Never in life shall we be separated

Sabtu, 20 Juli 2013

TENTANG REVIEW NOVEL

Dulu, pernah sempat terpikirku untuk mengisi blog ini dengan hal-hal yang lumayan berguna. Dan yang waktu itu terlintas adalah, resensi atau review novel.

Ya, sempat terpikirku untuk membuat postingan tentang novel yang selesai saya baca, tapi kala itu bacaan saya masih sedikit. Itupun saya masih sangat 'bego' banget soal resensi. Takut salah dan takut macam-macam. Ada beberapa hal yang juga tak mendukung. Seperti tiadanya modem dan malas ke warnet.

Makin ke sini, jumlah reviewer makin banyak saja. Bikin saya pengin bikin review. Tapi.... Saya hanya takut dibilang pamer. Haghag... Puncaknya saat gagas ngadain lomba blog yang rajin ngerview. Nah, saya sama kentang nekad aja ngedaftarin blog tercintah. Ya jelaslah gak menang. Haghag...

Mungkin nanti, kalau saya sudah lebih banyak membaca daripada menulis, saya akan menuliskan resensi atas novel yang saya baca.
Just waiting ^^

Sabtu, 13 Juli 2013

ANYTHING IS POSSIBLE IF U JUST BELIEVE

Setahun yang lalu...

Aku tidak tahu tepatnya kapan. Aku lupa, tapi yang kuingat adalah ramadhan tahun lalu. Apa yang terjadi, bahkan aku baru sadar sudah setahun lamanya. Selama itu pula banyak pelajaran yang kupetik. Setahun bukanlah waktu yang lama, tapi tak terasa aku nyaris bisa melalui semuanya. Ini belum seberapa, tapi tidak ada yang tahu, inilah masa tersulitku, yang pada akhirnya ada air mata bahagia setelah bisa aku melewatinya....

Tahun lalu ...
Sesuatu terjadi, dan ya memang itu semua salahku. Aku yang salah dan memang cuma harus aku yang mempertanggung jawabkan kesalahanku itu. Kuanggap ini ujian dari Allah untuk sebuah proses pendewasaan diri.

Tahun lalu, kesalahanku adalah terlalu lemah, lembek, sehingga dengan mudahnya banyak orang yang sepele lalu menginjakku bak lumpur kotor. Itu kesalahan yang terlihat sepele tapi imbasnya, subhanallah sekali. Aku yang hanya seorang mahasiswa pengangguran, yang kerjanya minta jatah dari orang tua tiba-tiba harus menanggung semuanya. Aku bingung kala itu. Sebenarnya bisa saja aku pergi ke ayah sama ibu, lalu minta maaf atas kesalahanku. Aku pikir ya memang bisa saja. Paling aku akan mendapat seribu tamparan, tendangan, lalu makian. Atau semua fasilitas diambil, lalu beberapa bulan kemudian, aku terbebas, tidak perlu susah mikir akibat yang harus kupertanggung jawabkan. Ya, barangkali dengan maaf saja cukup.

Tapi ...

Aku bukanlah seseorang yang dengan mudahnya minta maaf. Meskipun dengan orang tuaku sendiri. Dengan maaf, berapa keringat yang kutendang jauh? Sungguh aku tidak hanya memandang dari satu sisi yang sekiranya menguntungkkan untukku. Tidak... Aku tidak mungkin minta maaf. Yang harus kulakukan adalah bertanggung jawab.


Dan memang alangkah baiknya aku yang harus menanggung akibat dari kesalahanku. Aku menyimpannya sendiri, berharap hanya kepada diriku sendiri aku percaya, lalu meminta Allah membimbing langkahku ini.

Sendiri, berpikir, ternyataa menyiksa sekali, sampai akhirnya aku menyerah. Aku tak bisa jika harus menyimpannya sendiri. Setidaknya aku bisa mengurangi bebann di kepala dan mendapatkan banyak dukungan.

Alhamdulillah, aku terbantu. Aku dapat banyak dukungan dari sahabat terdekat dan teman. Meskipun ada beberapa yang menyalahkan, namun tangan mereka terulur. Dan yang aku salutkan sampai sekarang, dia yang kalem, tidak banyak bicara atau marah-marah tidak hanya memberiku semangat. Dia adalah orang yang paling banyak membantu. Terkadang aku menangis ketika mengingat semua kebaikannya. Lubang yang sudah kugali lalu kututup kembali adalah berkat dia.

Kalau bukan karena semangat dan uluran tangan jebe dan tiga peri-ku, mungkin aku tidak bisa melaluinya. Mereka, yang menguatkanku, meyakinkanku bahwa bagaimana besarnya badai yang menimpaku, semua itu akan berlalu asal kita yakin dan percaya. Ini hanya perkara waktu.

Setahun yang lalu...
Kulalui dengan suka cita. Tak sekalipun aku mengeluh, dan itu semua berkat senyum-senyum mereka yang terus berada di sampingku. Mereka tidakmeninggalkanku meskipun aku sedang terpuruk.

Sungguh, aku tidak ingin mengulanginya.

Minggu, 07 Juli 2013

It's true, isn't it?

It is or 'It's true', isn't it?
tell me...

This heart of mine got lost.
Oh, what is this that happened?
How did this happen?
Happening, it happened...

It's true, isn't it?
Tell me!

Sabtu, 06 Juli 2013

WOW KONYOL

Hal konyol yang terjadi di minggu ini adalah ....

Saat panggilan nomor baru masuk ke nomor axis saya. Sebenernya saya tuh paling males angkat telpon dari nomor gak di kenal. Ya walaupun providernya sama saya mesti mikir seribu kali buat jawab tuh telpon. Ditambah lagi posisi saya lagi ruet sama revisian. Tapi gak tau kenapa, tangan gatel banget buat ngegeser layar. Dan eh...

Suara cowok. Suaranya mirip ...

Siapa? Saya langsung nanya pas si penelepon nyapa. Sumpah saya deg deg gan banget. Ditambah lagi tuh penelepon sok misterius lagi. Gak tau saya udah kaku. Kalau ada kaca, mungkin saya liat gimana tegangnya muka saya waktu itu.

Siapasih?

Dianya masih misterius. Malah nanya, gak kenal lagi ko vi samaku?

Siapa siapa siapa?

Loro ya? aku langsung nebak. Iya nebak Loro tapi tetep mikir yang itu. Abis suaranya mirip banget.

Iya. hehe.. gitu katanya.

Fiuh! Lega banget saya.

Yang tadinya muka kaku langsung lemes. Kalau sampai beneran si itu yang nelepon pasti deh langsung saya matiin. Karena ini sohib saya yang mau pamer karena udah nyampe pekan baru langsung deh saya nyerocos. Gak berhenti-berhenti. Hahaha...

Tapi kalo dinget malu sekalee... Duh! Masih ngarep lo di telepon samaitu? Udah kawin dia coy.

Ih siapa yang ngarep. Bukan salah aye dong yah. Abis suaranya mirip.


Duuhh Loro, mending lu jangan cuma ganti nomor deh, tapi ganti pita suara juga. wkwkw...

Kamis, 04 Juli 2013

AKU PERGI (LAGI)

"Hai," Sapaku.
Kamu hanya mengerling sebentar lalu kembali memandang objek di depan sana. Aku yakin kamu tidak benar-benar fokus. Kamu hanya berusaha fokus. Pura-pura fokus untuk menghindariku.

Aku mendesah pelan. Aku tahu kenapa kamu jadi begini? Aku tahu kenapa sekarang sikapmu seolah tak mengenalku. Aku tahu dan memang benar, akulah di balik perubahanmu. Aku yang bersalah.

"Untuk apa kembali?" tanyamu tanpa menoleh ke arahku.

Aku menarik ujung-ujung bibirku. Nada jutekmu itu kutahu kamu masih marah. Kamu tidak bilang, tapi aku tahu. Kamu marah kan?

"Hanya mau menyapa sahabatku." kataku sembari duduk di sampingmu.

Aku baru saja duduk, tapi seseorang datang dan duduk di sampingmu. Dia menyapamu, tersenyum padamu. Aku mengenalnya. Dia adalah orang yang hanya teman biasa, yang dulu tak pernah kamu sebut namanya. Tapi, caramu membalas sapa dan senyumnya membuatku bertanya. Diakah orangnya? Yang menemanimu selama aku pergi dan baru kembali? Dia kah?

Tak tahu bagaimana air mataku sudah banjir. Kamu tetap saja tidak memandangku, tapi sedang bersenda gurau bersamanya.

Kupikir ini memang salahku. Aku pergi, aku menghilang tanpa menjelaskan kenapa? Kupikir setelah kuberusaha untuk kembali, kamu akan menerimaku dan semuanya akan kembali seperti dulu. Ternyata tidak.

Begitu ya?

Aku beranjak dari tempatku. Kupikir memang aku sudah tergantikan. Berbahagialah...

"Aku pergi." desisku.

Saat kukembali menoleh, kamu masih asyik dengannya. Memang benar, kamu sudah temukan yang lain. Maka aku pergi, lagi...

SUDAHLAH!

Sudahlah...
Biarkan begini...

Sudah capek mengalah...
Sudah lelah menanti...

Jika memang sudah tidak bisa seperti yang dulu, tidak apa-apa.
Tidak apa-apa.
Mungkin sudah takdirnya sampai di sini.

Rabu, 03 Juli 2013

KENAPA MAAF?

Maaf...
Maaf...

Kenapa kata seperti ini ada dunia?

Kenapa ya?

Dan kenapa setiap orang harus minta maaf?

Kenapa kita harus memberi maaf?

Kenapa?

Selalu maaf...

Selalu maaf yang tak pernah kusuka!

Selasa, 02 Juli 2013

HEY SWEETEST

You must know
I am infatuated over you
Since I have desired you
I fly in the breeze
You in my every moment
You are in today, you are in tomorrow

You must know
What is in my heart
Come, let me say
What I have not said before

When ever you are angry
Then I feel love for you, don't know why
Whatever I say
You feel it as a declaration, don't know why
Leave this pretence
Come a little closer
Say a little talk from the heart

Leaving the whole world, I have desired only
you
I have requested from life only you

Now in this desire
Now on this road
You are with me life long, aren't you

Hey Shona Hey Shona

Hey Shona Hey Shona

Senin, 01 Juli 2013

BUKU BUKU KECE

Whaaa... Seminggu ini saya kedatangan Pak Pos terus. Yang pertama dan ketiga Pak Pos beneran dan yang kedua itu Pak Pos ecek-ecek. Dan Pak Pos itu tak lain dan tak bukan adalah Kak Akbar. Haghaghag...

Yoi...
Pak Pos beneran sama ecek-eceknya nganterin paket buku. Hah! Yang pertama nganterin bukunya Aiu yang tukeran, yang kedua bukunya bang Embart yang terbaru dan yang terakhir buku dari penerbit.

Keterima di penerbit yang masuk dalam daftar penerbit--Yang mesti nerbitin novel saya--itu rasanya seneng banget. Gak bisa saya ungkapin lewat kata-kata lha pokoknya sangat sangat sangat seneng. Nah oleh karena naskah saya keterima, saya kudu baca novel yang seirama dengan novel saya dong. Supaya kesannya setype gitu. Lebih memahami, oh penerbit ini maunya seperti ini. Hhmmm... Makanya saya borong teenlit lewat online. Langsung ke penerbit, dan wow sekali saya langsung dapet diskon 30% karena udah diitung sebagai penulis dari penerbit tersebut. Rahasiaain dulu ya nama penerbitnya... Lumayan ih buat referensi. Jadi sambil ngerevisi kalo mentok bisa dijadiin bacaan. Jadi isi kepala bisa fresh.#OkeSip


Well, kayaknya masih ada satu buku lagi yang belum keterima deh. Buku dari ol shop sih. Yakin deh, besok pasti Pak Posnya balik lagi. Dan si emak pasti langsung nyinyir banget saya beli buku terus. Hohoho...

Punya buku-buku baru yang siap dibaca tuh rasanya wew. Apalagi kalau belinya pake duit sendiri. Ya walaupun duitnya sisa bayar utang. Yah kaleee. Masih mending sisa. Ahahaha...

Nah ini saya mau revisi dulu ya. Gak enak ah sama editor karena lewat dari DL. Hihihi...

Pokoknya kalau liat buku baru mata saya langsung blink-blink deh. Kayak abis nerima duit segepok. Haish!

Revisi coy revisi...

CINTA, ITU SAJA LEBIH DARI CUKUP!


Cinta saja tidak cukup!

Apa benar tidak cukup?

Coba baca ini ...

Tanpa cinta, mungkin aku tidak ada di dunia ini.

Apa itu tidak cukup?

Baiklah, ayo lanjutkan ...

Tanpa cinta, mungkin sekarang aku hanya tinggal dengan Ayah. Atau hanya Ibu karena keduanya sudah bercerai.

Ego, bisa ditutup oleh cinta, bukan?

Apa belum cukup juga?

Tanpa cinta, apa Ibu mampu bertahan dengan kebobrokan keluarga besar Ayah? Apa bisa?

Tanpa cinta, apa Ayah bisa mengerti kondisi keluarga Ibu?

Cinta itu menerima...

Tanpa cinta, apa mungkin Ayah mau mengais rezeki sampai rela berpisah dengan kami dalam waktu lama?
Apa ini bukan cinta namanya? Lalu apa itu tidak cukup?

Tanpa cinta, mungkin kami tak punya apapun. Bahkan untuk berteduh, mungkin tidak mampu. Tapi Ayah dan Ibu memilikinya sebagai bentuk cintanya pada kami.

Tanpa cinta, apa aku bisa menulis? Apa aku bisa sekolah? Apa aku bisa hidup? Apa aku bisa?

Tanpa cinta, apa aku masih bersama Jebe sekarang?

Tanpa cinta, apa aku masih berteman dengan loro atau leteq?

Tanpa cinta, apa mereka mau membantuku dalam setiap kesulitan?

Tapi benar, tanpa cinta aku tak mau memaafkan seseorang.

Ini hanya sebagian kecil hal-hal ajaib yang terjadi atas dasar cinta.

Cinta...

Inilah cinta yang kumaksud. Tanpanya, tiada hal baik apapun yang bisa terjadi. Tanpa cinta, tiada yang bisa membuat bertahan. Tidak akan ada yang bertahan.

Semuanya baik dengan cinta. Cinta yang tidak dimaknai dalam satu arti. Dan ke mana semua itu akan berakhir??? Ke mana teman?

Tentu saja akhirnya kita akan mengucap syukur pada Sang Khalik.

Apa itu masih tidak cukup?

Apa hanya dengan cinta saja tidak cukup, teman?

Cinta saja, lebih dari cukup.

Itu kataku, teman.




CINTA SAJA MUNGKIN (TAK) CUKUP


"Cinta aja gak cukup." kata temen saya di grup WA

Gak tau kenapa tiba-tiba temen saya ini ngomong kayak beginian. Apa dan kenapa? Hah? Saya mencoba mengerti maksudnya. Tapi tetap saja saya tidak bisa mendeskripsikannya. Saya mengerti dan cukup mengerti tapi tidak bisa menjamahnya dengan kata-kata.

Hah!

Cinta saja tidak cukup!

Waaa parah nih...

Cinta saja tak cukup.

Kalimat itu terngiang terus sampai beberapa hari.

Tak cukup?

Ini bertentangan dengan keyakinanku.

Benar tidak cukup?

Cinta saja tak cukup. Bahkan tidak akan pernah cukup.

Tidak akan pernah cukup jika arti cinta itu DIPERSEMPIT!

Cinta...
Cinta seperti apa yang sewaktu itu ada di dalam benak temanku? Yang seperti apa sampai-sampai dia memvonis mutlak begitu.

Ayolah...
Cinta itu tak seperti yang kaukira teman. Coba perluas sedikit makna dari cinta tersebut. Maka kau akan mengatakan cinta saja itu lebih dari cukup.

Cinta saja tak cukup, katamu.

Maka,

tanpa cinta, apapun tidak akan menjadi apa-apa.

Itu kataku.

Cinta...
Bagiku, itu dasar dalam kehidupan...

Karena cinta adalah keajaiban nyata...