Jumat, 16 Agustus 2013
SETIA
Anggap saja ini kisahku. Kisah sederhana yang mungkin akan kuceritakan dengan cara sederhana. Mungkin juga terkesan biasa saja atau sama sekali tidak menarik bagimu wahai pembaca.
Tapi, coba teruskan.
Aku, menunggu...
Sebuah angkutan. Sendiri berteman sepi. Justru ini yang selalu terjadi. Sebenarnya aku tak perlu menunggu satu angkutan umum sampai rela datang lebih awal dan berusaha keras supaya lebih cepat bersiap karena bisa saja aku bersantai. Masih ada angkutan lain. Seperti yang lain pikirkan.
Tapi yang terjadi, aku melakukan yang harusnya tak kulakukan.
Padahal, ada angkutan yang lain saat aku berteman sepi. Ada banyak, tapi aku menunggu yang satu. Sebenarnya kenapa harus angkutan yang itu? Padahal, fisik angkutan yang kutunggu tak lebih bagus dari yang mendahuluinya. Bisa saja aku tergoda dan meninggalkan angkutan tersebut, tapi kenyataannya. Aku masih duduk menunggunya. Entahlah! Entah apa ini namanya?
Terkadang, aku tak punya waktu untuk menunggu. Tapi yang terjadi, aku membiarkan waktu berlalu cepat hanya untuk menunggu angkutan yang kata orang tak layak ditunggu itu. Ketika sampai ditujuan, aku tak menemukan siapapun. Aku terlambat untuk hal yang lain.
Terkadang, aku menangis. Karena angkutan itu meninggalkanku. Padahal aku hanya terlambat beberapa menit. Lalu, selama ini aku menunggu lama, tak berbalas. Terkadang, angkutan itu hanya melambaikan tangan ketika isinya penuh. Lalu aku, dipaksa tertinggal. Lalu, penantianku sia-sia. Padahal aku sudah mengorbankan waktu itu. Namun... Entah kenapa, esoknya, aku masih mau menunggu. Sedang yang lain mengatakan bahwa aku tak punya harga diri.
Terkadang, aku ragu untuk menunggu angkutan tersebut, hingga pada akhirnya aku tergoda pada angkutan lain. Tapi, penyesalan kemudian datang. Kenapa aku melakukannya? Lalu aku mengutuk diri.
Jika angkutan itu adalah kamu...
Mungkin kelak kata maaf akan terucap juga.
"Bukan aku tak bisa menunggumu. Bukan karena aku terburu waktu. Bukan karena kamu yang selalu tak memberi kepastian. Bukan karena kamu yang tak pernah menyuruhku menunggu lebih lama lagi. Bukan juga karena ikatan. Tapi Maaf, aku sudah jatuh hati pada yang lain."
dan aku menyesal...
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Jangan malu- malu untuk berkomentar. Silahkan berikan komentar terbaik anda ^_^ Xie Xie Ni