Oke deh, tak perlu banyak cincong lagi. Minggu ini aku akan membagikan sesuatu yang luar biasa bagiku.
Tau puisi kan? Pasti tau dong. Pasti kamu- kamu sekalian pernah baca puisi karya sastrawan terkenal atau karya teman sebelahmu. Kalau Puisi karya sendiri? Pastinya pernah buat puisi dong. Puisi buat teman, pacar atau hanya sekedar untuk nyalurin hobi pasti pernah.Begitupun diriku. Minggu ini aku mau membagikan puisi- puisiku yang pernah masuk media. (Nggak maksud pamer lho. Tapi kalau anggapannya begitu, apa boleh buat. Terserah deh!)
Sebelum aku mengenal cerpen alias belum terjun sama sekali ke dunia cerpen, karya yang pertama aku buat ya puisi. Setahuku aku nggak punya keturunan yang senang bersajak, tapi entah kenapa sewaktu di kelas VIII aku membuat puisi pertamaku. Puisinya sederhana sih,pake bahasa yang ringan dan mudah dimengerti. Dengan huruf 'U' disetiap akhirannya. Sesuatu kan? Cekidot!!
KEKASIH HATIKU
Kekasihku..
Andai kau tahu isi hatiku..
Yang ada di dalam hatiku..
Hanyalah engkau..
Di hatiku hanya ada namamu..
Tapi sayang kau tak pedulikanku..
Andai kau tahu..
Seberapa besar perasaanku kepadamu..
Engkau hanya mimpi bagiku..
Yang tak mungkin jadi kenyataan bagiku..
Engkau kenanganku...
Dan tak akan pernah hilang dari ingatanku..
Seharusnya waktu itu ada tambahannya kali yah.. Huhuhuhuhu.. Pasti cucok deh. Ahihihihi..
Kekasih Hatiku, adalah puisi pertamaku di kelas VIII sekaligus debut pertamaku dalam dunia penulisan. Banyak teman- temanku yang suka puisi ini dan tebakan nakal pun mulai bermunculan di atas kepala mereka. Memang waktu itu aku lagi naksir seseorang (Jiah, jadi curcol deh!) Seperti biasa aku nggak berani ngomong dan akhirnya jadilah puisi ini. Memang benar inspirasinya dari cowok di masa lalu (Nggak perlu disebutin deh namanya. Yang jelas namanya nggak berakhiran 'U' kok. hohoho...)
Puisi pertama yang ditulis bukan berarti puisi pertama yang nembus media. Puisi ini terbit di tabloid Keren Beken edisi... (Lupa edisi berapa.) tahun 2007. Yang jelas waktu itu covernya Adly Fayrus, Gita Sinaga, dan juga Fandy Christian. Pas banget waktu itu aku belum kenal Revand T Narya (sekarangpun juga belum kenal.) Idolaku masih 'Arjuna' Adly Fayruz. Jauh sebelum cinta fitri loh ngefans-nya. Waktu aku SMP kelas 3 (penting yah?) Adly baru main di beberapa FTV, dan mataku langsung lope- lope liat Adly berperan sebagai cowok genius 'Arjuna' dalam FTV CINTA ARJUNA dan juga si dekil dalam FTV PACARKU SUPER BERSIH. (Lho kok malah promosi?) Semoga aja ya Babang Adly baca puisiku ini. Semoga ajah..
Puisi yang 'nyangkut' di media sebelum Kekasih Hatiku, adalah puisi bertemakan kehidupan. Waktu itu ada koran baru, dan si wartawan meminta guru di sekolahku mengumpulkan karya murid- muridnya. Dan aku pun turut serta. Guruku yang bernama Pak Sutarto meminta aku menulis puisi untuk Koran Swadiri. Dengan senang hati aku terima. Yang pasti puisi kedua ini nggak berakhiran 'U' melulu deh. Cekidot..
ARTI KEHIDUPAN
Hidup ini bagaikan tanah gersang
Tiada hujan ataupun embun
Hidup ini bagaikan gurun pasir
Yang menandakan tiada kehidupan
Hanyalah patamorgana semata
Kehidupan bagiku sangatlah berarti
Sangatlah berarti
Bagaikan bumi membutuhkan matahari
Begitupun aku sangat membutuhkan kehidupan
Setiap kehidupan
Berisikan cerita manis dan pahit
Namun berkat cerita itu
Aku dapat belajar banyak hal tentang semua
Tentang arti kehidupan..
Kalau dibaca- baca lagi puisi ini cukup random yah. Ada kata- kata yang tanpa disadari mengalami pengulangan makna. *jedotin kepala ke tembok! Tapi ya sudahlah, lain kali puisi random seperti ini nggak akan aku ulangi lagi. Jia you, Ling Ling!
Setelah Arti kehidupan sebenarnya ada dua lagi puisiku yang nongol di koran yang sama, tapi aku lupa menyimpannya. Bunyi puisinya pun aku lupa sama sekali. Bahkan judulnya juga nggak ingat. Payah banget lah aku pokoknya. Masih muda sudah pikun.
Yang ketiga ini jauh berbeda tema dengan yang kedua. Waktu itu sih aku ngirimnya sampai 5 puisi ke tabloid Gaul. Tapi yang lolos cuma satu. Tapi alhamdulillah juga honor pertamaku keluar. Meskipun nggak seberapa tapi cukuplah buat traktir my best friend makan nasi goreng pataya. Ahihihi..
MAMA
Aku tak bisa merasakan sakitmu ketika aku lahir..
Aku tak bisa menghapus airmatamu jika aku membangkang..
Bahkan aku tak sanggup membayar setiap tetes keringatmu..
Aku tak bisa membalas semua kebaikanmu..
Meski aku memberimu emas dan berlian..
Besar dunia, tak bisa menyamai besar kasihmu..
Dalam lautan tak bisa menyamai dalam sayangmu..
Aku bahagia memilikimu..
Aku bahagia kau masih di sampingku..
Aku bahagia kau masih bersamaku..
Menatap dunia kelam ini..
Aku bahagia kau masih membimbingku..
Mengajariku segala aspek kebaikan..
Memperlihatkan dunia penuh hiruk pikuk ini..
Mama..
Terimalah hormatku..
Terimalah baktiku..
Hanya cinta tulusku yang mampu aku persembahkan untukmu..
Jadi, jangan sia- siakan Mama-mu yang masih tegar mendampingimu, Yah. Banyak di luar sana yang merindukan kasih sayang seorang Mama, jadi kita yang beruntung masih punya Mama nggak boleh sering membangkang apalagi sampai Mama menitikkan air mata karena kita. Ingat loh, Surga itu di telapak kaki ibu.
Jujur waktu aku nulis puisi ini aku mulai sayang kepada Mamaku. Kenapa baru sayang? Karena sebelumnya Mama yang aku kenal itu tukang marah, cerewet, kalau capek langsung main tangan. Beneran deh sebelum- sebelumnya aku kesel banget sama Mama aku. Malah aku sempat berdoa yang enggak- enggak. Kurang ajar banget deh doanya. Tapi sekarang, setelah aku tau bagaimana Mama sekarang aku semakin sayang padanya. Aku nggak suka ada orang lain yang menyakiti hati Mamaku apalagi sampai buat dia menangis. Langsung deh aku benciin dan kalau bisa aku balaskan sakit hati Mamaku.
Terbukti waktu 2 orang tua bangka yang mengaku sebagai orang tua Mamaku (aku sih nggak mau ngakuinya) datang setelah semua hartanya habis. Sebelumnya, sewaktu mereka masih mempunyai harta melimpah ruah mereka menelantarkan Mamaku. Mamaku dibiarkan seperti anak gelandangan, (maklumlah yang laki- laki udah kesumpel sama hasutan istri barunya alias ibu tiri Mamaku) Selama ia tinggal di rumahku aku terus mengerjai mereka. Mulai dari nggak pernah ngomong sama mereka, pintu kamar mandi yang sering aku kunciin lah, terang- terangan bilang mereka bau kotoran lah, pokoknya habis- habisan aku kerjain deh dan pada akhirnya aku menang. Mereka berdua nggak betah di rumahku dan pindah entah ke mana. Sekarang mereka yang seperti gelandangan yang nggak punya rumah. AKu sih berharapnya mereka nggak balik lagi, tapi Mama selalu aja berdoa supaya mereka balik lagi. Jangan sampai deh mereka balik lagi. Karena aku juga punya hak menentukan siapa aja yang boleh tinggal di rumah mungilku ini. Aku kan bukan anak kecil lagi.
Hari ibu kemaren aku sengaja nggak ngucapin hari ibu ke Mama aku. Buatku hari ibu itu tanggal 29 Desember karena tanggal segitulah Mamaku lahir. You are my everything, Mom.. Allien cungkring ataupun si cipoet nomor sekian deh.. Hihihi.. Jadi curcol deh..
Finally, ada satu puisi yang aku ikutkan lomba di sekolah waktu kelas X. Dan ternyata aku menang. Juara ke 3. Hao le,Lets See..
PAHLAWAN TANPA TANDA JASA
Bagaikan cahaya
terangi selalu
Pikiranku yang kosong
Engkau bagaikan hujan
memberi seberkas harapan
kepada tandusnya gurun
Kau bagaikan mentari
tanpa keluh dan kesah
memberi warna dunia
tak mampu melebihi
harumnya namamu..
Kau seorang pahlawan
tanpa tanda jahasa
tak kenal lelah letih
kau bimbing diriku
sehingga aku bisa temukan
jati diriku..
Cucuran keringatmu
tidak mampu hentikan semangatmu
Untuk mengiringi langkahku
ke arah yang benar
Masa depanku
tak dapat berjalan
jika tidak ada dirimu
"Guruku"
Kalau boleh jujur yah, ini nulisnya nggak tulus lho. Cuma buat ikut- ikutan aja, menyemarakkan hari guru dan hanya sekedar nampang di mading sekolah, eh ternyata rezeki berpihak padaku. Yang tulus nulisnya malah nggak menang di tahun depannya. Ahahaha...
Sepertinya sudah kebanyakan yah? Hao le, aku akhirin sampai di sini yah. Besok- besok di sambung lagi.Oke! Assalamualaikum..
Jangan lupa tinggalkan kritik dan saran yah..
Xie Xie Ni..
oke tu puisi u
BalasHapushihi
:p Nggak semuanya :)
BalasHapusoo, napa begitu?
BalasHapusYa karena waktu itu aku masih buta dalam menulis...
BalasHapusJia you, Ling Ling! Hao Le, Xie Xie, ciye anak cina ciyeee *salah fokus
BalasHapusweeekkss
Hapus