Senin, 12 Desember 2011

My Short Story - Gara Gara Facebook

Halo blogger yang paling aku cinta.. :D
Sudah lama juga aku nggak nulis sesuatu yang alhamdulillah yah di blog ku yang tercinta ini :)
Nah.. Aku mau berbagi cerpen aku dulu.
Cerpen ini tayang (ce ila) di Gaul di edisi 38 yang ber-cover INFINATE.
Bagi yang balum baca.. Monggo di baca.. Oke..
Xie Xie :)
Happy Reading :)


GARA- GARA FACEBOOK
BY : VIVIE HARDIKA SS


            PRAKK!!
Sella menggebrak meja dan membanting tasnya di atas meja. Bisa di lihat dari wajahnya kalau ia sedang marah. Emosi membara dan tak tahu dari mana asalnya. Sejak tadi malam, Sella ingin melabrak cewek itu. Cewek yang seenaknya bikin air matanya jatuh sampai kepalanya juga ikutan pening. Cewek yang membuatnya sakit hati. Cewek yang ia lihat di Photo Profil akun facebook  pacarnya, Irvan.

Sebenarnya Sella nggak sengaja melihat akun facebook Irvan. Di tengah malam yang suntuk, ia tidak bisa tidur. Di raihnya BB kesayangannya, dan iseng membuka profil Irvan. Alangkah terkejutnya ketika dengan siapa Irvan di Photo Profil. Seketika itu pula, Sella bisa memastikan kalau cewek di PP Facebook  Irvan itu adalah cewek selingkuhannya Irvan.
“Kalo kamu ketahuan selingkuh, aku nggak akan maafin kamu, Van!” Sella kembali menggebrak meja dengan kepalan tangannya. Bahkan matanya masih memerah.
Tiba- tiba Chera masuk kelas. Ia  terheran melihat sikap Sella yang sepagi ini sudah sinis. Chera yang sudah pasti heran melihat kelakuan teman sebangkunya itu langsung bertanya- tanya pada Sella yang masih ketahuan kesalnya.
“Kamu kenapa Sel?” tanyanya penuh heran.
Sella belum menjawab. Matanya masih merah terbakar api cemburu.
Chera jadi takut melihat sikap teman sebangkunya itu. Pelan- pelan ia bertanya lagi pada Sella.
“Sel, kamu kenapa? Berantem sama Irvan?” Chera benar- benar ingin tahu apa yang terjadi pada Sella.
“Lebih dari itu!”
“Maksud kamu, kalian putus?” Mata Chera melotot. Tapi Sella juga nggak kalah melotot begitu mendengar Chera salah paham.
“Bukan!”
“Lalu?”
Barulah Chera mereda.
“Irvan selingkuh!”
“Hah!”
Mata Chera kembali melotot. Bahkan kali ini mulut Chera juga terbuka lebar. Chera belum percaya kalo Irvan selingkuh. Setau Chera, Irvan itu tipe cowok setia. Dan seharusnya Sella bangga memiliki Irvan.
“Ah! Nggak mungkin!” tepis Chera. “Kamu tahu dari mana kalo Irvan selingkuh?”
Sella memandang Chera dengan api yang berkobar- kobar di matanya.
“Aku melihat dengan mata kepala dan mata kakiku sendiri, kalo Irvan selingkuh.”
Chera terdiam. Sepertinya Ia kalap.
**

Irvan menghampiri Sella yang sedang duduk- duduk di kantin sambil menyantap snack- snack  bersama Chera. Irvan yang sedari tadi pagi tak di balas sms-nya oleh Sella langsung menghampiri cewek yang sudah satu bulan ini menjadi pacarnya.
“Sella!” panggil Irvan lembut.
Sella tak menjawab. Ia malah asyik mengunyah snack nya. Kriuk!! Kriuk!! Kriuk!!! Kriuk!!! Crreezzz!!
Irvan mencium sesuatu yang aneh pada diri Sella. Biasanya Sella akan membalas panggilannya dengan lembut, tapi kali ini, tak sepatah katapun yang keluar dari mulut Sella. Malah Sella mendadak sinis ketika melihatnya.
“Sella kenapa Cher?” tanya Irvan ke Chera.
Chera tak menjawab. Ia malah mengangkat kedua bahunya dan ikut asyik mengunyah snack siangnya. Sebenarnya Chera tahu kenapa Sella mendadak dingin sama Irvan, tapi ia takut buka mulut. Biarlah Sella dan Irvan yang menyelesaikan masalah mereka sendiri.
“Masuk yuk Cher!” ujar Sella seakan- akan nggak tahu ada Irvan di hadapannya. Chera mengangguk. Lalu ikut berjalan mengikuti Sella yang masih saja dingin.
Irvan masih bingung melihat perubahan pacarnya tersebut. Ia tidak merasa melakukan kesalahan, lalu kenapa Sella sampai secuek itu padanya. Irvan mengambil Hape kesayangannya dari saku seragamnya, lalu ia menulis sesuatu dan mengirimnya ke Sella. Berharap Sella mau membalas dan memberitahunya tentang sikap Sella yang mendadak dingin kepadanya.
**

Sella meraih Hapenya yang berdering di tengah kekesalannya melihat Irvan yang dengan santainya menghampirinya tanpa merasa salah sekalipun. Sella bertambah kesal saat membaca sms yang masuk ke hapenya.
Beib, km knp? Kok aneh gitu sama aku? Aku slh apa sm kam, beib?
Sella kembali menaruh hapenya ke saku roknya. Ia benar- benar kesal dan ingin puasa ngomong sama Irvan.
“Sms dari siapa Sell?” Tanya Chera penuh heran.
“Dari playboy!” ujar Sella dengan tampang yang sama dengan yang tadi pagi.
Playboy? Apa yang kamu maksud itu, Irvan?”
“Ya iyalah! Playboy sok suci yang pernah aku kenal!”
“Kamu kok gitu, Sel? Mending kamu tanya deh, sama Irvan siapa cewek itu?” ujar Chera menyarankan Sella untuk menanyakan siapa cewek yang disebut- sebut Sella tadi pagi kepadanya itu.
“Buat apa nanya? Kalo maling ngaku, penjara penuh Cher!”
Chera menghela nafasnya dalam- dalam. Sudah cukup! Cukup membujuk Sella yang terlanjur terbakar api cemburu. Ia tidak ingin lagi ikut campur dalam masalah ini. Chera tahu Sella memang egois yang seenak jidatnya mengira cewek itu selingkuhan Irvan. Belum tentu kan? Bisa jadi itu saudaranya, atau juga temannya ...
**

Sella membanting tubuhnya ke kasur. Ia benar- benar kesal pada Irvan hari ini. Setelah pura- pura tidak tahu, tadi siang Irvan malah satu mobil dengan cewek yang di lihatnya di facebook itu.
“Keganjengan banget sih, tu cewek! Pake jemput- jemput Irvan segala. Irvan lagi, bukannya ngebujuk gue, malah cuek begitu. Pokoknya gue benci Irvan!”
Sella menutup wajahnya dengan bantal. Ia ingin meredam suaranya, supaya tak ada seorangpun yang mendengar teriakannya.
“AKU BENCI IRVAAAAAAN….”
**

Irvan bingung dengan perubahan sikap Sella hari ini. Sms darinya nggak dibalas satupun. Bahkan telponnya juga nggak di angkat. Kenapa tiba- tiba Sella berubah ya? Aku salah apa? Kok dia aneh gitu sama aku? Pikiran aneh pun terus muncul di kepala Irvan.
Irvan mondar- mandir di depan ruang TV, sampai- sampai membuat Kak Agung, kakaknya, juga heran. Selama ini, yang Kak Agung tahu, Irvan tak pernah selimbung sekarang ini.
“Kamu kenapa sih, Van? Daritadi mondar- mandir melulu? Nggak capek?”
“Aku mikirin Sella, Kak! Daritadi Sms aku nggak di bales. Telpon aku juga nggak diangkat!” jelas Irvan.
“Kalian bertengkar?”
Irvan menggeleng. “Tiba- tiba dia aneh sama aku. Waktu aku temuin dia di sekolah, dia malah jutek? Aku nggak ngerti. Apa aku buat salah ya sama dia? Tapi apa?”
“Coba kamu tanya sama temannya, barangkali temannya itu tahu  kenapa Sella aneh begitu sama kamu!” usul Kak Agung.
Irvan manggut- manggut dan berencana menanyakan hal ini besok ke Chera.
“Cewek memang bikin pusing yah, kak?”
Kak Agung hanya tersenyum kecil untuk mengiyakan pertanyaan Irvan.
**

“Chera!”
Chera berbalik. Berpaling ke seseorang yang memanggilnya tadi. Ternyata itu Irvan.
“Ada apa, Van?” Tanya Chera.
Chera bisa menduga kenapa Irvan memanggilnya pagi- pagi begini. Pasti mengenai masalah perubahan sikap dingin Sella ke Irvan kemaren.
“Cher, kamu tahu nggak kenapa Sella mendadak aneh sama aku? Dia dingin. Jutek. Kamu bisa lihat kan kemaren?” Tanya Irvan tanpa basa- basi sama sekali.
Irvan ingin tahu kejelasannya dari Chera. Siapa tahu saja Chera tahu biduk masalahnya. Percuma bertanya pada Sella. Di telpon saja nggak di angkat, apalagi sms. Salah satu cara yang terbaik adalah bertanya pada Chera, teman dekat Sella.
“Kamu ngerasa ngelakuin kesalahan nggak, Van?”
Irvan menggeleng. Ia tidak merasa ngelakui kesalahan sama Sella.
“Bener? Kamu yakin?” tanya Chera lagi.
“Iya bener, Cher! Emang kenapa sih sama Sella?”
“Sepertinya dia cemburu deh sama kamu!” ujar Chera lagi.
Chera ingin masalah dua temannya itu cepat- cepat kelar. Ia nggak mau terus- terusan melihat Sella dingin begitu. Ia menceritakan kepada Irvan, kenapa Sella berubah menjadi makhluk paling jutek meskipun itu pada pacarnya, Irvan. Ia juga tak ingin kecemburuan itu membuat Chera nggak nyaman duduk sebangku dengan Sella.
**

Sella celingak- celinguk mencari Chera. Sudah hamper bel, Chera belum juga menampakkan batang hidungnya. Sella juga gelisah menunggu sms dari Irvan. Hari ini, belum ada satu sms pun dari Irvan untuknya.  Hal itu menguatkan dugaan Sella, kalo Irvan benar- benar selingkuh dan nggak peduli lagi padanya.
“Dasar, Playboy! Ini lagi Chera, ke mana sih? Biasanya jam segini udah heboh. Lah ini malah belum masuk.. Nyebelin banget sih?
Sella terus mengumpat. Dan berselang 1 menit setelahnya, Chera masuk dan Sella kembali sewot.
Chera diam dan tak menceritakan kenapa ia bisa telat tak seperti biasanya yang selalu On Time. Jika Sella tahu tadi Irvan menemuinya, bisa- bisa Sella salah paham lagi dengannya. Entar yang ada tuduhan selingkuhan itu dilayangkan kedirinya.
“Jangan sampai deh Sella tahu tadi Irvan nemui aku. Bisa- bisa dia nuduh aku selingkuhan keduanya Irvan lagi. Sella memang cemburuan..” batinnya.
“Iya Maaf, tadi aku mampir dulu ke toilet.. Ada yang harus disetor..” sahut Chera sekenanya.
Sella tersenyum kecil. Semua amarahnya tiba- tiba hilang begitu mendengar ocehan Chera tadi.
“Memangnya kantin? Pake mampir segala.. Ada- ada aja kamu, Cher...”
“Cheraaaa gitu loch!!”


**

Irvan sengaja menjegat Sella di gerbang. Setelah mendengar penjelasan dari Chera tadi pagi, Irvan merasa harus menjelaskan sesuatu ke Sella. Semua dugaan Sella kepadanya salah besar.
Sella terlihat seperti kemaren, ketika melihat Irvan di gerbang sekolah. Ia acuh, seakan- akan Irvan nggak ada di gerbang tersebut.
“Sell, aku mau ngomong sama kamu!” Irvan mencekal tangan Sella.
Sella diam. Ia berusaha menarik tangannya dari Irvan. Namun usahanya sia- sia. Irvan nggak mau ngelepasin tangan Sella begitu saja.
“Lepasin! Lepasin tangan aku!” pinta Sella.
“Nggak! Aku nggak akan ngelepasin tangan kamu sebelum kamu denger penjelasan aku dulu!” ujar Irvan terus memegang tangan Sella. Irvan nggak peduli, meskipun Sella memintanya pergi.
“Ngejelasin apa lagi sih? Atau kamu mau ngenalin selingkuhan ganjen kamu itu ke aku? Iya?” teriak Sella.
Sepertinya Sella sudah nggak tahan menahan sakit.
“Tega ya kamu bilang Virna ganjen? Apa sih maksud kamu, Sell?” tiba- tiba Irvan marah begitu mendengar Sella mengolok- olok Virna.
“Oh! Jadi nama selingkuhan kamu itu, Virna? Bagus juga!” ujar Sellla.
Sepertinya Sella sudah kelewat batas. Yang ada bukannya Irvan iba, mereka malah bertengkar di depan gerbang.
Irvan menarik Sella menjauh dari gerbang sekolah ke tempat yang lebih sepi lagi. Ia nggak ingin pertengkarannya itu di dengar banyak orang.
“Siapa yang selingkuh sih? Kamu itu salah paham sama aku, Sell!”
“Bodoh! Orang bodoh sekalipun pasti bilang kamu selingkuh pas lihat photo Profil facebook kamu dengan cewek ganjen itu.”
“STOP! Jangan bilang Virna cewek ganjen lagi. Virna itu cewek baik- baik, dan dia bukan selingkuhan aku!”
“Kamu mau bilang dia teman kamu? Teman tapi mesra maksud kamu? Udahlah Van, mending kamu nggak usah temui aku dulu. Aku sakit hati ngeliat kamu kayak gitu sama cewek lain!”
Sella berhasil menarik tangannya dari genggaman Irvan. Ia berbalik dan ingin meninggalkan Irvan di situ.
“Virna itu adik aku, Sell! Adik kembarku!” teriak Irvan.
Sella menghentikan langkahnya dan terdiam. Ia terpaku. Lidahnya keluh begitu mendengar pernyataan Irvan barusan.
Kembaran? Kok Irvan nggak pernah bilang punya kembaran? Setahu Sella, Kak Agung satu- satunya saudara kandung Irvan. Nah, Virna? Kok nggak pernah cerita sih?
“Kamu cemburu sama kembaran aku sendiri, Sell! Itu jelas nggak wajar!”
Irvan berjalan menghampiri Sella yang terpaku. Sepertinya Sella malu karena sudah salah sangka ke Irvan.
“Virna itu adik kembaranku. Kami kembar! Virna memilih SMK, bukan SMA seperti aku!”
Sella masih diam. Ia nggak tahu mesti berbuat apa. Ia sudah melakukan kesalahan dengan mengira Irvan selingkuh. Dan lagi, perkataan ganjen darinya itu membuat Sella ingin bunuh diri seketika itu juga.
“Van, maafin aku ya!” ujar Sella.
Irvan mengangguk, lalu memeluk Sella yang sempat adu mulut dengannya.
“Lain kali, kamu harus tanya dulu ke aku. Bukan main hakim seperti ini, Sell! Lagian, sejak kapan kamu ngubek- ngubek Facebook aku? PP itu sudah aku pakai sejak sebulan yang lalu. Aku malas menggantinya..”
“Iya.. Iya.. Aku minta maaf! Semua ini memang gara- gara Facebook, Van..”
KNOCK!! KNOCK!!
Terdengar suara klekson mobil dari sebrang sekolah.
“Van, masih lama?” teriak Virna dari seberang sekolah.
Irvan dan Sella memandang ke arah Virna yang sedang bersandar di depan mobilnya. Sella yang malu, buru- buru menundukkan mukanya dari Virna.
**


1 komentar:

Jangan malu- malu untuk berkomentar. Silahkan berikan komentar terbaik anda ^_^ Xie Xie Ni