Sudah lama juga aku nggak nulis sesuatu yang alhamdulillah yah di blog ku yang tercinta ini :)
Nah.. Aku mau berbagi cerpen aku dulu.
Cerpen ini tayang (ce ila) di Gaul di edisi 38 yang ber-cover INFINATE.
Bagi yang balum baca.. Monggo di baca.. Oke..
Xie Xie :)
Happy Reading :)
GARA- GARA FACEBOOK
BY : VIVIE HARDIKA SS
PRAKK!!
Sella
menggebrak meja dan membanting tasnya di atas meja. Bisa di lihat dari wajahnya
kalau ia sedang marah. Emosi membara dan tak tahu dari mana asalnya. Sejak tadi
malam, Sella ingin melabrak cewek itu. Cewek yang seenaknya bikin air matanya
jatuh sampai kepalanya juga ikutan pening. Cewek yang membuatnya sakit hati.
Cewek yang ia lihat di Photo Profil akun facebook pacarnya, Irvan.
Sebenarnya Sella nggak sengaja melihat akun facebook Irvan. Di tengah malam yang suntuk, ia tidak bisa tidur. Di raihnya BB kesayangannya, dan iseng membuka profil Irvan. Alangkah terkejutnya ketika dengan siapa Irvan di Photo Profil. Seketika itu pula, Sella bisa memastikan kalau cewek di PP Facebook Irvan itu adalah cewek selingkuhannya Irvan.
“Kalo
kamu ketahuan selingkuh, aku nggak akan maafin kamu, Van!” Sella kembali
menggebrak meja dengan kepalan tangannya. Bahkan matanya masih memerah.
Tiba-
tiba Chera masuk kelas. Ia terheran
melihat sikap Sella yang sepagi ini sudah sinis. Chera yang sudah pasti heran
melihat kelakuan teman sebangkunya itu langsung bertanya- tanya pada Sella yang
masih ketahuan kesalnya.
“Kamu
kenapa Sel?” tanyanya penuh heran.
Sella
belum menjawab. Matanya masih merah terbakar api cemburu.
Chera
jadi takut melihat sikap teman sebangkunya itu. Pelan- pelan ia bertanya lagi
pada Sella.
“Sel,
kamu kenapa? Berantem sama Irvan?” Chera benar- benar ingin tahu apa yang
terjadi pada Sella.
“Lebih
dari itu!”
“Maksud
kamu, kalian putus?” Mata Chera melotot. Tapi Sella juga nggak kalah melotot
begitu mendengar Chera salah paham.
“Bukan!”
“Lalu?”
Barulah
Chera mereda.
“Irvan
selingkuh!”
“Hah!”
Mata
Chera kembali melotot. Bahkan kali ini mulut Chera juga terbuka lebar. Chera
belum percaya kalo Irvan selingkuh. Setau Chera, Irvan itu tipe cowok setia.
Dan seharusnya Sella bangga memiliki Irvan.
“Ah!
Nggak mungkin!” tepis Chera. “Kamu tahu dari mana kalo Irvan selingkuh?”
Sella
memandang Chera dengan api yang berkobar- kobar di matanya.
“Aku
melihat dengan mata kepala dan mata kakiku sendiri, kalo Irvan selingkuh.”
Chera
terdiam. Sepertinya Ia kalap.
**
Irvan
menghampiri Sella yang sedang duduk- duduk di kantin sambil menyantap snack- snack bersama Chera. Irvan
yang sedari tadi pagi tak di balas sms-nya oleh Sella langsung menghampiri
cewek yang sudah satu bulan ini menjadi pacarnya.
“Sella!”
panggil Irvan lembut.
Sella
tak menjawab. Ia malah asyik mengunyah snack
nya. Kriuk!! Kriuk!! Kriuk!!! Kriuk!!! Crreezzz!!
Irvan
mencium sesuatu yang aneh pada diri Sella. Biasanya Sella akan membalas
panggilannya dengan lembut, tapi kali ini, tak sepatah katapun yang keluar dari
mulut Sella. Malah Sella mendadak sinis ketika melihatnya.
“Sella
kenapa Cher?” tanya Irvan ke Chera.
Chera
tak menjawab. Ia malah mengangkat kedua bahunya dan ikut asyik mengunyah snack siangnya. Sebenarnya Chera tahu
kenapa Sella mendadak dingin sama Irvan, tapi ia takut buka mulut. Biarlah
Sella dan Irvan yang menyelesaikan masalah mereka sendiri.
“Masuk
yuk Cher!” ujar Sella seakan- akan nggak tahu ada Irvan di hadapannya. Chera
mengangguk. Lalu ikut berjalan mengikuti Sella yang masih saja dingin.
Irvan
masih bingung melihat perubahan pacarnya tersebut. Ia tidak merasa melakukan
kesalahan, lalu kenapa Sella sampai secuek itu padanya. Irvan mengambil Hape
kesayangannya dari saku seragamnya, lalu ia menulis sesuatu dan mengirimnya ke
Sella. Berharap Sella mau membalas dan memberitahunya tentang sikap Sella yang
mendadak dingin kepadanya.
**
Sella
meraih Hapenya yang berdering di tengah kekesalannya melihat Irvan yang dengan
santainya menghampirinya tanpa merasa salah sekalipun. Sella bertambah kesal
saat membaca sms yang masuk ke hapenya.
Beib, km knp? Kok aneh gitu sama aku? Aku
slh apa sm kam, beib?
Sella
kembali menaruh hapenya ke saku roknya. Ia benar- benar kesal dan ingin puasa
ngomong sama Irvan.
“Sms
dari siapa Sell?” Tanya Chera penuh heran.
“Dari
playboy!” ujar Sella dengan tampang
yang sama dengan yang tadi pagi.
“Playboy? Apa yang kamu maksud itu,
Irvan?”
“Ya
iyalah! Playboy sok suci yang pernah
aku kenal!”
“Kamu
kok gitu, Sel? Mending kamu tanya deh, sama Irvan siapa cewek itu?” ujar Chera
menyarankan Sella untuk menanyakan siapa cewek yang disebut- sebut Sella tadi
pagi kepadanya itu.
“Buat
apa nanya? Kalo maling ngaku, penjara penuh Cher!”
Chera
menghela nafasnya dalam- dalam. Sudah cukup! Cukup membujuk Sella yang
terlanjur terbakar api cemburu. Ia tidak ingin lagi ikut campur dalam masalah
ini. Chera tahu Sella memang egois yang seenak jidatnya mengira cewek itu
selingkuhan Irvan. Belum tentu kan? Bisa jadi itu saudaranya, atau juga temannya
...
**
Sella
membanting tubuhnya ke kasur. Ia benar- benar kesal pada Irvan hari ini.
Setelah pura- pura tidak tahu, tadi siang Irvan malah satu mobil dengan cewek
yang di lihatnya di facebook itu.
“Keganjengan
banget sih, tu cewek! Pake jemput- jemput Irvan segala. Irvan lagi, bukannya
ngebujuk gue, malah cuek begitu. Pokoknya gue benci Irvan!”
Sella
menutup wajahnya dengan bantal. Ia ingin meredam suaranya, supaya tak ada
seorangpun yang mendengar teriakannya.
“AKU
BENCI IRVAAAAAAN….”
**
Irvan
bingung dengan perubahan sikap Sella hari ini. Sms darinya nggak dibalas
satupun. Bahkan telponnya juga nggak di angkat. Kenapa tiba- tiba Sella berubah
ya? Aku salah apa? Kok dia aneh gitu sama aku? Pikiran aneh pun terus muncul di
kepala Irvan.
Irvan
mondar- mandir di depan ruang TV, sampai- sampai membuat Kak Agung, kakaknya,
juga heran. Selama ini, yang Kak Agung tahu, Irvan tak pernah selimbung
sekarang ini.
“Kamu
kenapa sih, Van? Daritadi mondar- mandir melulu? Nggak capek?”
“Aku
mikirin Sella, Kak! Daritadi Sms aku nggak di bales. Telpon aku juga nggak
diangkat!” jelas Irvan.
“Kalian
bertengkar?”
Irvan
menggeleng. “Tiba- tiba dia aneh sama aku. Waktu aku temuin dia di sekolah, dia
malah jutek? Aku nggak ngerti. Apa aku buat salah ya sama dia? Tapi apa?”
“Coba
kamu tanya sama temannya, barangkali temannya itu tahu kenapa Sella aneh begitu sama kamu!” usul Kak
Agung.
Irvan
manggut- manggut dan berencana menanyakan hal ini besok ke Chera.
“Cewek
memang bikin pusing yah, kak?”
Kak
Agung hanya tersenyum kecil untuk mengiyakan pertanyaan Irvan.
**
“Chera!”
Chera
berbalik. Berpaling ke seseorang yang memanggilnya tadi. Ternyata itu Irvan.
“Ada
apa, Van?” Tanya Chera.
Chera
bisa menduga kenapa Irvan memanggilnya pagi- pagi begini. Pasti mengenai
masalah perubahan sikap dingin Sella ke Irvan kemaren.
“Cher,
kamu tahu nggak kenapa Sella mendadak aneh sama aku? Dia dingin. Jutek. Kamu
bisa lihat kan kemaren?” Tanya Irvan tanpa basa- basi sama sekali.
Irvan
ingin tahu kejelasannya dari Chera. Siapa tahu saja Chera tahu biduk
masalahnya. Percuma bertanya pada Sella. Di telpon saja nggak di angkat,
apalagi sms. Salah satu cara yang terbaik adalah bertanya pada Chera, teman
dekat Sella.
“Kamu
ngerasa ngelakuin kesalahan nggak, Van?”
Irvan
menggeleng. Ia tidak merasa ngelakui kesalahan sama Sella.
“Bener?
Kamu yakin?” tanya Chera lagi.
“Iya
bener, Cher! Emang kenapa sih sama Sella?”
“Sepertinya
dia cemburu deh sama kamu!” ujar Chera lagi.
Chera
ingin masalah dua temannya itu cepat- cepat kelar. Ia nggak mau terus- terusan
melihat Sella dingin begitu. Ia menceritakan kepada Irvan, kenapa Sella berubah
menjadi makhluk paling jutek meskipun itu pada pacarnya, Irvan. Ia juga tak
ingin kecemburuan itu membuat Chera nggak nyaman duduk sebangku dengan Sella.
**
Sella
celingak- celinguk mencari Chera. Sudah hamper bel, Chera belum juga
menampakkan batang hidungnya. Sella juga gelisah menunggu sms dari Irvan. Hari
ini, belum ada satu sms pun dari Irvan untuknya. Hal itu menguatkan dugaan Sella, kalo Irvan
benar- benar selingkuh dan nggak peduli lagi padanya.
“Dasar,
Playboy! Ini lagi Chera, ke mana sih?
Biasanya jam segini udah heboh. Lah ini malah belum masuk.. Nyebelin banget
sih?”
Sella
terus mengumpat. Dan berselang 1 menit setelahnya, Chera masuk dan Sella
kembali sewot.
Chera
diam dan tak menceritakan kenapa ia bisa telat tak seperti biasanya yang selalu
On Time. Jika Sella tahu tadi Irvan
menemuinya, bisa- bisa Sella salah paham lagi dengannya. Entar yang ada tuduhan
selingkuhan itu dilayangkan kedirinya.
“Jangan
sampai deh Sella tahu tadi Irvan nemui aku. Bisa- bisa dia nuduh aku
selingkuhan keduanya Irvan lagi. Sella memang cemburuan..” batinnya.
“Iya
Maaf, tadi aku mampir dulu ke toilet.. Ada yang harus disetor..” sahut Chera
sekenanya.
Sella
tersenyum kecil. Semua amarahnya tiba- tiba hilang begitu mendengar ocehan
Chera tadi.
“Memangnya
kantin? Pake mampir segala.. Ada- ada aja kamu, Cher...”
“Cheraaaa
gitu loch!!”
**
Irvan
sengaja menjegat Sella di gerbang. Setelah mendengar penjelasan dari Chera tadi
pagi, Irvan merasa harus menjelaskan sesuatu ke Sella. Semua dugaan Sella kepadanya
salah besar.
Sella
terlihat seperti kemaren, ketika melihat Irvan di gerbang sekolah. Ia acuh,
seakan- akan Irvan nggak ada di gerbang tersebut.
“Sell,
aku mau ngomong sama kamu!” Irvan mencekal tangan Sella.
Sella
diam. Ia berusaha menarik tangannya dari Irvan. Namun usahanya sia- sia. Irvan
nggak mau ngelepasin tangan Sella begitu saja.
“Lepasin!
Lepasin tangan aku!” pinta Sella.
“Nggak!
Aku nggak akan ngelepasin tangan kamu sebelum kamu denger penjelasan aku dulu!”
ujar Irvan terus memegang tangan Sella. Irvan nggak peduli, meskipun Sella
memintanya pergi.
“Ngejelasin
apa lagi sih? Atau kamu mau ngenalin selingkuhan ganjen kamu itu ke aku? Iya?”
teriak Sella.
Sepertinya
Sella sudah nggak tahan menahan sakit.
“Tega
ya kamu bilang Virna ganjen? Apa sih maksud kamu, Sell?” tiba- tiba Irvan marah
begitu mendengar Sella mengolok- olok Virna.
“Oh!
Jadi nama selingkuhan kamu itu, Virna? Bagus juga!” ujar Sellla.
Sepertinya
Sella sudah kelewat batas. Yang ada bukannya Irvan iba, mereka malah bertengkar
di depan gerbang.
Irvan
menarik Sella menjauh dari gerbang sekolah ke tempat yang lebih sepi lagi. Ia
nggak ingin pertengkarannya itu di dengar banyak orang.
“Siapa
yang selingkuh sih? Kamu itu salah paham sama aku, Sell!”
“Bodoh!
Orang bodoh sekalipun pasti bilang kamu selingkuh pas lihat photo Profil facebook kamu dengan cewek ganjen itu.”
“STOP!
Jangan bilang Virna cewek ganjen lagi. Virna itu cewek baik- baik, dan dia
bukan selingkuhan aku!”
“Kamu
mau bilang dia teman kamu? Teman tapi mesra maksud kamu? Udahlah Van, mending
kamu nggak usah temui aku dulu. Aku sakit hati ngeliat kamu kayak gitu sama
cewek lain!”
Sella
berhasil menarik tangannya dari genggaman Irvan. Ia berbalik dan ingin
meninggalkan Irvan di situ.
“Virna
itu adik aku, Sell! Adik kembarku!” teriak Irvan.
Sella
menghentikan langkahnya dan terdiam. Ia terpaku. Lidahnya keluh begitu
mendengar pernyataan Irvan barusan.
Kembaran?
Kok Irvan nggak pernah bilang punya kembaran? Setahu Sella, Kak Agung satu-
satunya saudara kandung Irvan. Nah, Virna? Kok nggak pernah cerita sih?
“Kamu
cemburu sama kembaran aku sendiri, Sell! Itu jelas nggak wajar!”
Irvan
berjalan menghampiri Sella yang terpaku. Sepertinya Sella malu karena sudah
salah sangka ke Irvan.
“Virna
itu adik kembaranku. Kami kembar! Virna memilih SMK, bukan SMA seperti aku!”
Sella
masih diam. Ia nggak tahu mesti berbuat apa. Ia sudah melakukan kesalahan
dengan mengira Irvan selingkuh. Dan lagi, perkataan ganjen darinya itu membuat Sella ingin bunuh diri seketika itu
juga.
“Van,
maafin aku ya!” ujar Sella.
Irvan
mengangguk, lalu memeluk Sella yang sempat adu mulut dengannya.
“Lain
kali, kamu harus tanya dulu ke aku. Bukan main hakim seperti ini, Sell! Lagian,
sejak kapan kamu ngubek- ngubek Facebook aku?
PP itu sudah aku pakai sejak sebulan yang lalu. Aku malas menggantinya..”
“Iya..
Iya.. Aku minta maaf! Semua ini memang gara- gara Facebook, Van..”
KNOCK!!
KNOCK!!
Terdengar
suara klekson mobil dari sebrang sekolah.
“Van,
masih lama?” teriak Virna dari seberang sekolah.
Irvan
dan Sella memandang ke arah Virna yang sedang bersandar di depan mobilnya.
Sella yang malu, buru- buru menundukkan mukanya dari Virna.
**
Sellanya sotoy haha
BalasHapus