Sudah lama juga aku nggak nulis sesuatu yang alhamdulillah yah di blog ku yang tercinta ini :)
Nah.. Aku mau berbagi cerpen aku dulu.
Cerpen ini tayang (ce ila) di Gaul di edisi 44 yang ber-cover 2pm
Bagi yang balum baca.. Monggo di baca.. Oke..
Xie Xie :)
Happy reading :)
MEMBLE
TAPI KECE
BY VIVIE HARDIKA SS
Mae berdiri di depan kaca sambil
memegangi bibir memblenya. Sebenarnya yang membuat Mae frustasi bukan karena
bentuk bibir Mae yang lebar, tebal dan memble itu. Namun karena warnanya.
Sebagai cewek kece, Mae malu mempunyai bibir yang berwarna gelap alias hitam.
Kalau di foto tidak kelihatan seksi. Tidak seperti bibir Zahara yang seksi dan
berwarna ke-pink-pink-an.
“Apa ya yang harus aku lakukan supaya bibirku ini tambah seksi? Supaya nggak dibanding-bandingin lagi sama bibirnya Zahara..”
Mae terus memegangi bibirnya, sedangkan
otak kanannya berpikir cara apa yang bisa membuat bibirnya memerah seperti buah
delima.
**
Mae merapatkan diri ke Jono sahabatnya. Tampaknya
Mae perlu menanyakan sesuatu pada Jono. Menurut Mae, Jono itu teman sebangkunya
yang tahu segalanya. Dan mungkin saja Jono tahu bagaimana caranya memperseksi
bibir. Siapa tahu!
Jono sedikit bingung melihat tingkah
sahabatnya yang aneh, dan nggak seperti biasanya. Meskipun wajahnya sudah
mengisyaratkan keheranananya, namun Mae masih saja bersikap aneh.
“Aku
boleh tanya sesuatu nggak sama kamu, Jon?”
Kening Jono mengerut. Ada segudang
pertanyaan di jidatnya. Kenapa? Ada apa? Dan mengapa?
“Apa?” tanya Jono santai. Santai dan
masih menyedot teh botolnya. Srooooottt.. Cussss! Adem banget...
“Kamu tahu nggak bikin bibirku ini jadi
merah seperti bibirnya Zahara?”
Jono menghentikan aktifitasnya. Ia shock
mendengar pertanyaan itu.
Uhuk!! Uhuk!! Uhuk!!
“Eh, Jono.. Pelan- pelan minumnya...”
Mae menepuk- nepuk punggung Jono supaya
Joni berhenti tersedak.
“Kamu serius?”
“Serius dong Jon. Aku mau bibirku ini
lebih seksi lagi...”
“Bibir kamu kan udah seksi, Mae...”
“Tapi Hitam! Aku mau bibirku ini seperti
buah delima. Merah merekah...”
“Pake lipstik yang merah meriah dong..”
Jono menggeleng- gelengkan kepalanya.
Dasar cewek. Selalu saja melakukan hal- hal aneh demi penampilan.
“Aku nggak tahu...”
“Aku sudah duga itu.”
“Ya terus..”
“Browsingkan di internet dong!”
Mae adalah gadis cantik yang gaptek alias
gagap teknologi. Mae nggak pernah nyari tugas di warnet, atau mengikuti
jejaring sosial. Entah apa yang di lakukan Mae sampai- sampai nggak punya waktu
atau bahkan nggak tahu gimana caranya online.
“Kamu kan tahu aku ini gaptek!”
Fiuhhh!!
Jono menghela nafasnya dalam- dalam.
Sudah bisa di duga, pasti Mae akan meminta bantuannya untuk browsing. Hiayaaa..
Dasar cewek.
Oke...
**
Plllaaakkk!!
Jono membanting lembaran HVS di meja Mae.
Setelah itu, Jono duduk tekun di sampingnya sambil memainkan game di ponselnya.
“Ini apa Jon?”
Mae membolak- balik lembaran yang tadi di
lemparkan Jono padanya tanpa membacanya terlebih dahulu.
“Itu pesananmu. Aku sudah mencari mulai
dari A sampai Z bagaimana cara membuat bibir lebih seksi lagi..”
“Yang bener?”
Mae melonjak kegirangan. Yeee.... Akhirnya...
“Iya.. Kamu bisa melakukannya mulai
sekarang. 2 minggu lagi, bibirmu akan terlihat lebih seksi!! Hahaha...” Jono
masih saja merasa geli dengan rencana Mae untuk memperseksi bibirnya. Buatnya,
untuk apa? Untuk apa? Memang dasar cewek!
**
“Minummu banyak banget Mae...”
Jono terheran- heran melihat Mae yang
tiba- tiba saja menghabiskan banyak air putih di kantin. Biasanya, Mae selalu
memesan minuman yang sama dengannya. Kalau tidak teh kotak, ya teh botol. Kali
ini berbeda. Mae hanya menuang air putih yang disediakan kantin di setiap meja.
Setiap satu gelas habis, Mae menuangkannya lagi dan meminumnya. Begitulah
seterusnya.
“Eehhmm..”
Mae malah mengeluarkan secarik kertas
dari saku seragamnya. Lalu membacakannya di depan Jono.
“Menurut kertas yang aku baca ini. Untuk
membuat bibir memerah seperti buah delima, biasakan minum air putih setidaknya
8 gelas sehari!”
Jono manggut- manggut. Kini ia baru
mengerti. Mae sedang rutin menjalani perawatan bibir supaya bibirnya terlihat
lebih seksi meskipun memble. Memble tapi kece...
“Yakin? Kamu lebih dari 8 gelas
minumnya.. Belum lagi nanti sore, nanti malam. Kamu pasti minum lebih dari 8
gelas sehari..”
“Lebih banyak, lebih cepat bibirku
memerah seperti buah delima. Jadi, nggak ada lagi yang akan ngebanding- bandingi
bibirku sama bibirnya Zahara!”
“Entar yang ada kamu bisa kembung, Mae!”
“Ada lagi.” Mae tak menggubris ucapan
Jono tadi. “Konsumsi buah dan sayuran kaya dengan vitamin C dan vitamin B, E
dan mineral untuk menutrisi kulit dan meningkatkan imunitas tubuh.”
“Terus...”
“Malam hari adalah waktu yang terbaik
untuk melakukan perawatan bibir agar terjaga kelembutannya sepanjang hari.
Untuk bibir yang bernasalah, cara ini sekaligus membantu proses pemulihan.
Gunakan lip balm atau pelembab bibir yang mengandung tabir surya dan mengandung
pelembab tinggi, untuk melindungi bibir saat beraktifitas di dalam maupun luar
ruangan. Jika bibir anda mengalami kekeringan yang cukup ekstreem gunakan lip
balm antiseptik.”
“Sudah. Nggak perlu kamu bacain lagi.
Yang mau memerahkan bibir kan kamu. Bukannya aku..”
“Yeee..
Tadi minta di terusin!!”
**
Jono hanya duduk sendiri. Tak ada Mae di
sampingnya.
Ke mana Mae?
Daritadi, Mae bolak- balik ke belakang
melulu. Dan yang terakhir ini malah nggak balik- balik.
Ngapain aja sih Mae di belakang?
Hmm.. Ini pasti gara- gara 8 gelas lebih
air putih yang ia minum di kantin tadi.
“Jono, Mae ke mana?” tanya Pak Setta
selaku guru Matematika yang sedang mengajar di kelas saat ini.
“Ke belakang, Pak. Kan tadi dia udah
permisi sama, Bapak...”
“Tapi nggak selama ini kan? Apa dia
sakit? Daritadi bolak- balik ke belakang melulu...”
“Mungkin perutnya lagi bermasalah, Pak..”
Pak Setta kembali ke mejanya. Lalu
mengomandoi murid- murid yang lain untuk memperhatikan pelajarannya kembali.
“Mae.. Mae.. Niatnya untuk memperseksi
bibir, jadi beseran begini. Makin aneh- aneh aja kamu, Mae...” batin Jono.
**
“Kompres bibir dengan menggunakan kain
halus yang di rendam dengan air hangat sebelumnya. Gunanya untuk memperlancar
pembuluh darah dalam bibir.”
Mae manggut- manggut setelah membaca
kertas petunjuk untuk memperseksi bibir itu. Kemudian ia beralih ke dapur untuk
mengambil segelas air panas dan kain halus.
“Ma, di termos masih ada air hangat kan?”
tanya Mae begitu melihat Mamanya lagi sibuk di dapur.
“Ada. Untuk apa Mae?”
“Kain halus ada Ma?? Mae pinjem yah!”
“Air panas, kain halus? Apa kamu terluka,
Mae?”
“Enggak kok, Ma.. Memangnya kenapa?” Mae
malah heran mendengar Mamanya menanyakan hal itu.
“Kamu mau ngompres koreng, yah? Tambahi
garam, biar kuman- kumannya mati.”
“Haduh Mama. Siapa yang mau ngompres
koreng sih. Aku mau mengompres bibirku.”
Mama bertambah bingung. Bibir? Jadi yang
korengan Bibirnya Mae?
Mama memperhatikan baik- baik bibirnya
Mae. Masih memble. Dan nggak ada korengnya. Lalu untuk apa di kompres- kompres?
“Sudah ya Ma. Aku ke kamar dulu...”
Setelah masuk kamar, Mae melancarkan
perawatan berikutnya. Sambil tiduran, ia mengompres- ngompres bibirnya yang
memble. Sepertinya niat Mae untuk memperseksi bibirnya sudah bulat. Semua cara
yang dicari Jono lewat internet, sudah ia laksanakan 50 persen. Sudah beberapa
hari ini Mae rutin melakukannya. Dan semoga hasilnya memuaskan.
Bibir seksi, iam coming!!!
**
Mae mondar- mandir di depan kelas hanya
untuk menunggu Jono. Sudah bisa dipastikan ada sesuatu yang ingin ia bicarakan
pada Jono. Makanya serius banget nunggunya sampe mondar- mandir begitu.
Begitu melihat Jono masuk gerbang, Mae
nggak sabar menunggu lagi. Ia berlari- lari kecil menghampiri Jono.
“Ada nggak, Jon?” tanya Mae tanpa basa-
basi di pagi hari. Langsung cusss tanpa ba-bi-bu dulu.
“Ada! Nih!”
Jono mengeluarkan botol dari tas ransel
miliknya. Lalu menyerahkannya pada Mae
si pemesan.
“Makasih ya, Jon. Kamu memang my best
friend deh...”
Mae sempat mencolek pipi Jono untuk
menggodanya, lalu memeluk erat- erat botol yang tadi di berikan Jono padanya.
“Untuk apa sih madu segitu banyak Mae?
Tumben- tumbenan! Aku pikir kamu nggak suka madu..”
Mae belum menjawab. Ia malah mengeluarkan
secarik kertas yang dilipat- lipat kecil dari saku seragamnya.
“Menurut kertas ini, aku harus melakukan
pijatan pada bibir dengan menggunakan minyak zaitun atau vitamin khusus bibir
untuk melancarkan peredaran darah di area bibir.”
“Kayaknya, lo serius banget yah ngejalani
perawatan bibir itu...”
“Iya dong.”
Jono nggak berani berpendapat lagi. Sejak
mengenalnya di kelas X, Jono sudah mengerti kalau Mae punya kemauan, gimanapun
caranya pasti dilakukan. Dan kalau cara yang ia dapat dari Internet nggak
berhasil, mungkin Mae bisa nekat operasi plastik untuk memperseksi bibirnya.
“Kenapa nggak operasi plastik aja, Mae?”
“Operasi plastik? Bener juga yah. Tapi,
perlu banyak biaya Jon...”
“Sini aku aja yang ngoperasiin. Gratis
deh.. Pake plastik bekas gula bisa kan? Hahaha...” godanya.
Mae manyun begitu tawa Jono membahana di
telinganya. Sangat nggak lucu baginya. Dasar Jono...
**
Jangan membasahi bibir dengan air liur,
karena air liur mengandung enzim tertentu yang dapat mengiritasi lapisan terluar kulit bibir, yang dapat membuat bibir
kering dan menghitam. Jangan mengoles bibir dengan pasta gigi, warna merah
bibir di pengaruhi oleh pembuluh darah dan pigmen yang terdapat dalam bibir.
Jadi mengoleskan pasta gigi pada bibir tidak akan membuat bibir merah alami,
melainkan membuat bibir anda teriritasi.
“Oh, jadi ini yang nggak boleh dilakukan
selama perawatan! Okelah!”
Mae buru- buru mengambil madu dari tasnya.
Sesuai petunjuk, Mae akan mengoleskan madu di bibirnya.
“Setelah ini, bibirku akan seksi seperti
bibirnya Zahara. Hahahaha...” tawa Mae membahana. Keinginannya untuk memiliki
bibir seksi dan kemerah- merahan sebentar lagi akan terlaksana.
**
Mae duduk dengan santainya di kelas. Jono
yang baru datang, kontan shock melihat keadaan Mae yang tiba- tiba memakai
masker di wajahnya. Ada apa dengan Mae? Kok sampai pakai masker begitu? Apa Mae
terkena flu? Ah! Biasanya nggak sampe maskeran segala...
“Mae, kamu Flu?”
Mae menggeleng cepat.
“Kok pake masker? Kamu kenapa?”
Jono benar- benar ingin tahu apa yang
sedang terjadi pada Mae. Jika tidak kena flu, untuk apa maskeran? Hal itu yang
semakin membuat Jono bingung, dan alhasil Jono terus bertanya pada Mae.
Mae menggeleng lagi. Tak ada suara yang
keluar dari bibirnya. Ia hanya menggeleng ketika Jono terus bertanya dan
bertanya lagi padanya.
“Lalu, gimana perawatan bibirmu? Berhasil?
Ini kan minggu ke dua, Mae....”
Mae belum menjawab. Ia menggeleng lagi.
Sebenarnya ada apa sih sama Mae? Daritadi geleng- geleng mulu.
“Kamu kenapa sih, Mae. Ayo bilang ke aku.
Kamu aneh hari ini tahu nggak!”
Mae mendekati kuping Jono dan hendak
membisikkan sesuatu ke telinga Jono.
“What?
Kok bisa sih?” Jono makin shock begitu Mae membisikkan sesuatu padanya.
“Beneran, Jon. Nih kalau nggak
percaya...”
Mae membuka perlahan maskernya dan
memperlihatkan bibirnya pada Jono. Alangkah terkejutnya Jono melihat bibir Mae
yang menjadi super besar, dan semakin merah. Ia sedikit ngeri melihatnya. Bibir
Mae yang awalnya memble, kini malah jontor. Ihhhh...
“Kok bisa sih Mae?”
Mae menutup kembali bibirnya dengan
masker. Lalu ia menceritakan awal mula kenapa bibirnya sampe jontor begitu.
“Kemaren aku ngolesin madu ke bibirku.
Sesuai dengan petunjuk. Terus, karena aku takut madunya netesin kasurku, aku
tiduran di lantai. Bangun- bangun bibirku dirubung semut dan jontor kayak
begini. Ih.. sebel deh!” Adu Mae pada Jono.
Hahahaha...
Tawa Jono membahana dan membuat Mae
semakin gondok. Bukannya makin seksi, bibirnya malah makin jontor begitu. Huh!
Siapa sih yang nggak kesal.
Hahahaha....
“Jon, kok kamu malah ketawa sih?
Bukannya prihatin!!” protesnya.
“Habisnya lucu sih. Menurutku yah, yang
salah bukan semutnya, tapi kamu. Hahaha... Buat apa bibir seksi tapi nyiksa
begitu. Yang pertama, bikin beseran karena kamu harus minum 8 gelas lebih tiap
harinya. Yang kedua, yah ini. Jadi jontor begitu. Hahaha... Bibir kamu udah
seksi kok. Biar memble, tapi kece. Hahahaha... Mae.. Mae.. Ada- ada aja sih
kamu...”
Mae manyun, lalu menyumbat mulut Jono
yang terbuka lebar dengan sepatu yang sudah seminggu ini belum di cuci- cuci.
**
ceritanya bagus banget. eh ilustrasinya mirip kamu lho :D cantik ^^
BalasHapusThank you chil :D Hehehe.. Bibirnya mirip. Hoho
BalasHapusWah, makin eksis aja nih. Keren nih cerpennya ^^
BalasHapusMakasih kakak :)
BalasHapusNgakak, dower dong bibirnya itu hahah
BalasHapushahahaha... bentar lagi nopelnya terbit loooohh...
Hapushahahaha... bentar lagi nopelnya terbit loooohh...
Hapus