Senin, 12 Desember 2011

My Short Story - Memble Tapi Kece

Halo blogger yang paling aku cinta.. :D
Sudah lama juga aku nggak nulis sesuatu yang alhamdulillah yah di blog ku yang tercinta ini :)
Nah.. Aku mau berbagi cerpen aku dulu.
Cerpen ini tayang (ce ila) di Gaul di edisi 44 yang ber-cover 2pm
Bagi yang balum baca.. Monggo di baca.. Oke..
Xie Xie :)
Happy reading :)


MEMBLE TAPI KECE
BY VIVIE HARDIKA SS


Mae berdiri di depan kaca sambil memegangi bibir memblenya. Sebenarnya yang membuat Mae frustasi bukan karena bentuk bibir Mae yang lebar, tebal dan memble itu. Namun karena warnanya. Sebagai cewek kece, Mae malu mempunyai bibir yang berwarna gelap alias hitam. Kalau di foto tidak kelihatan seksi. Tidak seperti bibir Zahara yang seksi dan berwarna ke-pink-pink-an.

            “Apa ya yang harus aku lakukan supaya bibirku ini tambah seksi? Supaya nggak dibanding-bandingin lagi sama bibirnya Zahara..”
Mae terus memegangi bibirnya, sedangkan otak kanannya berpikir cara apa yang bisa membuat bibirnya memerah seperti buah delima.
**

Mae merapatkan diri ke Jono sahabatnya. Tampaknya Mae perlu menanyakan sesuatu pada Jono. Menurut Mae, Jono itu teman sebangkunya yang tahu segalanya. Dan mungkin saja Jono tahu bagaimana caranya memperseksi bibir. Siapa tahu!
Jono sedikit bingung melihat tingkah sahabatnya yang aneh, dan nggak seperti biasanya. Meskipun wajahnya sudah mengisyaratkan keheranananya, namun Mae masih saja bersikap aneh.
 “Aku boleh tanya sesuatu nggak sama kamu, Jon?”
Kening Jono mengerut. Ada segudang pertanyaan di jidatnya. Kenapa? Ada apa? Dan mengapa?
“Apa?” tanya Jono santai. Santai dan masih menyedot teh botolnya. Srooooottt.. Cussss! Adem banget...
“Kamu tahu nggak bikin bibirku ini jadi merah seperti bibirnya Zahara?”
Jono menghentikan aktifitasnya. Ia shock mendengar pertanyaan itu.
Uhuk!! Uhuk!! Uhuk!!
“Eh, Jono.. Pelan- pelan minumnya...”
Mae menepuk- nepuk punggung Jono supaya Joni berhenti tersedak.
“Kamu serius?”
“Serius dong Jon. Aku mau bibirku ini lebih seksi lagi...”
“Bibir kamu kan udah seksi, Mae...”
“Tapi Hitam! Aku mau bibirku ini seperti buah delima. Merah merekah...”
“Pake lipstik yang merah meriah dong..”
Jono menggeleng- gelengkan kepalanya. Dasar cewek. Selalu saja melakukan hal- hal aneh demi penampilan.
“Aku nggak tahu...”
“Aku sudah duga itu.”
“Ya terus..”
“Browsingkan di internet dong!”
Mae adalah gadis cantik yang gaptek alias gagap teknologi. Mae nggak pernah nyari tugas di warnet, atau mengikuti jejaring sosial. Entah apa yang di lakukan Mae sampai- sampai nggak punya waktu atau bahkan nggak tahu gimana caranya online.
“Kamu kan tahu aku ini gaptek!”
Fiuhhh!!
Jono menghela nafasnya dalam- dalam. Sudah bisa di duga, pasti Mae akan meminta bantuannya untuk browsing. Hiayaaa.. Dasar cewek.
Oke...
**

Plllaaakkk!!
Jono membanting lembaran HVS di meja Mae. Setelah itu, Jono duduk tekun di sampingnya sambil memainkan game di ponselnya.
“Ini apa Jon?”
Mae membolak- balik lembaran yang tadi di lemparkan Jono padanya tanpa membacanya terlebih dahulu.
“Itu pesananmu. Aku sudah mencari mulai dari A sampai Z bagaimana cara membuat bibir lebih seksi lagi..”
“Yang bener?”
Mae melonjak kegirangan. Yeee.... Akhirnya...
“Iya.. Kamu bisa melakukannya mulai sekarang. 2 minggu lagi, bibirmu akan terlihat lebih seksi!! Hahaha...” Jono masih saja merasa geli dengan rencana Mae untuk memperseksi bibirnya. Buatnya, untuk apa? Untuk apa? Memang dasar cewek!
**

“Minummu banyak banget Mae...”
Jono terheran- heran melihat Mae yang tiba- tiba saja menghabiskan banyak air putih di kantin. Biasanya, Mae selalu memesan minuman yang sama dengannya. Kalau tidak teh kotak, ya teh botol. Kali ini berbeda. Mae hanya menuang air putih yang disediakan kantin di setiap meja. Setiap satu gelas habis, Mae menuangkannya lagi dan meminumnya. Begitulah seterusnya.
“Eehhmm..”
Mae malah mengeluarkan secarik kertas dari saku seragamnya. Lalu membacakannya di depan Jono.
“Menurut kertas yang aku baca ini. Untuk membuat bibir memerah seperti buah delima, biasakan minum air putih setidaknya 8 gelas sehari!”
Jono manggut- manggut. Kini ia baru mengerti. Mae sedang rutin menjalani perawatan bibir supaya bibirnya terlihat lebih seksi meskipun memble. Memble tapi kece...
“Yakin? Kamu lebih dari 8 gelas minumnya.. Belum lagi nanti sore, nanti malam. Kamu pasti minum lebih dari 8 gelas sehari..”
“Lebih banyak, lebih cepat bibirku memerah seperti buah delima. Jadi, nggak ada lagi yang akan ngebanding- bandingi bibirku sama bibirnya Zahara!”
“Entar yang ada kamu bisa kembung, Mae!”
“Ada lagi.” Mae tak menggubris ucapan Jono tadi. “Konsumsi buah dan sayuran kaya dengan vitamin C dan vitamin B, E dan mineral untuk menutrisi kulit dan meningkatkan imunitas tubuh.”
“Terus...”
“Malam hari adalah waktu yang terbaik untuk melakukan perawatan bibir agar terjaga kelembutannya sepanjang hari. Untuk bibir yang bernasalah, cara ini sekaligus membantu proses pemulihan. Gunakan lip balm atau pelembab bibir yang mengandung tabir surya dan mengandung pelembab tinggi, untuk melindungi bibir saat beraktifitas di dalam maupun luar ruangan. Jika bibir anda mengalami kekeringan yang cukup ekstreem gunakan lip balm antiseptik.”
“Sudah. Nggak perlu kamu bacain lagi. Yang mau memerahkan bibir kan kamu. Bukannya aku..”
“Yeee..  Tadi minta di terusin!!”
**

Jono hanya duduk sendiri. Tak ada Mae di sampingnya.
Ke mana Mae?
Daritadi, Mae bolak- balik ke belakang melulu. Dan yang terakhir ini malah nggak balik- balik.
Ngapain aja sih Mae di belakang?
Hmm.. Ini pasti gara- gara 8 gelas lebih air putih yang ia minum di kantin tadi.
“Jono, Mae ke mana?” tanya Pak Setta selaku guru Matematika yang sedang mengajar di kelas saat ini.
“Ke belakang, Pak. Kan tadi dia udah permisi sama, Bapak...”
“Tapi nggak selama ini kan? Apa dia sakit? Daritadi bolak- balik ke belakang melulu...”
“Mungkin perutnya lagi bermasalah, Pak..”
Pak Setta kembali ke mejanya. Lalu mengomandoi murid- murid yang lain untuk memperhatikan pelajarannya kembali.
“Mae.. Mae.. Niatnya untuk memperseksi bibir, jadi beseran begini. Makin aneh- aneh aja kamu, Mae...” batin Jono.
**

“Kompres bibir dengan menggunakan kain halus yang di rendam dengan air hangat sebelumnya. Gunanya untuk memperlancar pembuluh darah dalam bibir.”
Mae manggut- manggut setelah membaca kertas petunjuk untuk memperseksi bibir itu. Kemudian ia beralih ke dapur untuk mengambil segelas air panas dan kain halus.
“Ma, di termos masih ada air hangat kan?” tanya Mae begitu melihat Mamanya lagi sibuk di dapur.
“Ada. Untuk apa Mae?”
“Kain halus ada Ma?? Mae pinjem yah!”
“Air panas, kain halus? Apa kamu terluka, Mae?”
“Enggak kok, Ma.. Memangnya kenapa?” Mae malah heran mendengar Mamanya menanyakan hal itu.
“Kamu mau ngompres koreng, yah? Tambahi garam, biar kuman- kumannya mati.”
“Haduh Mama. Siapa yang mau ngompres koreng sih. Aku mau mengompres bibirku.”
Mama bertambah bingung. Bibir? Jadi yang korengan Bibirnya Mae?
Mama memperhatikan baik- baik bibirnya Mae. Masih memble. Dan nggak ada korengnya. Lalu untuk apa di kompres- kompres?
“Sudah ya Ma. Aku ke kamar dulu...”
Setelah masuk kamar, Mae melancarkan perawatan berikutnya. Sambil tiduran, ia mengompres- ngompres bibirnya yang memble. Sepertinya niat Mae untuk memperseksi bibirnya sudah bulat. Semua cara yang dicari Jono lewat internet, sudah ia laksanakan 50 persen. Sudah beberapa hari ini Mae rutin melakukannya. Dan semoga hasilnya memuaskan.
Bibir seksi, iam coming!!!
**

Mae mondar- mandir di depan kelas hanya untuk menunggu Jono. Sudah bisa dipastikan ada sesuatu yang ingin ia bicarakan pada Jono. Makanya serius banget nunggunya sampe mondar- mandir begitu.
Begitu melihat Jono masuk gerbang, Mae nggak sabar menunggu lagi. Ia berlari- lari kecil menghampiri Jono.
“Ada nggak, Jon?” tanya Mae tanpa basa- basi di pagi hari. Langsung cusss tanpa ba-bi-bu dulu.
“Ada! Nih!”
Jono mengeluarkan botol dari tas ransel miliknya.  Lalu menyerahkannya pada Mae si pemesan.
“Makasih ya, Jon. Kamu memang my best friend deh...”
Mae sempat mencolek pipi Jono untuk menggodanya, lalu memeluk erat- erat botol yang tadi di berikan Jono padanya.
“Untuk apa sih madu segitu banyak Mae? Tumben- tumbenan! Aku pikir kamu nggak suka madu..”
Mae belum menjawab. Ia malah mengeluarkan secarik kertas yang dilipat- lipat kecil dari saku seragamnya.
“Menurut kertas ini, aku harus melakukan pijatan pada bibir dengan menggunakan minyak zaitun atau vitamin khusus bibir untuk melancarkan peredaran darah di area bibir.”
“Kayaknya, lo serius banget yah ngejalani perawatan bibir itu...”
“Iya dong.”
Jono nggak berani berpendapat lagi. Sejak mengenalnya di kelas X, Jono sudah mengerti kalau Mae punya kemauan, gimanapun caranya pasti dilakukan. Dan kalau cara yang ia dapat dari Internet nggak berhasil, mungkin Mae bisa nekat operasi plastik untuk memperseksi bibirnya.
“Kenapa nggak operasi plastik aja, Mae?”
“Operasi plastik? Bener juga yah. Tapi, perlu banyak biaya Jon...”
“Sini aku aja yang ngoperasiin. Gratis deh.. Pake plastik bekas gula bisa kan? Hahaha...” godanya.
Mae manyun begitu tawa Jono membahana di telinganya. Sangat nggak lucu baginya. Dasar Jono...
**

Jangan membasahi bibir dengan air liur, karena air liur mengandung enzim tertentu yang dapat mengiritasi lapisan  terluar kulit bibir, yang dapat membuat bibir kering dan menghitam. Jangan mengoles bibir dengan pasta gigi, warna merah bibir di pengaruhi oleh pembuluh darah dan pigmen yang terdapat dalam bibir. Jadi mengoleskan pasta gigi pada bibir tidak akan membuat bibir merah alami, melainkan membuat bibir anda teriritasi.
“Oh, jadi ini yang nggak boleh dilakukan selama perawatan! Okelah!”
Mae buru- buru mengambil madu dari tasnya. Sesuai petunjuk, Mae akan mengoleskan madu di bibirnya.
“Setelah ini, bibirku akan seksi seperti bibirnya Zahara. Hahahaha...” tawa Mae membahana. Keinginannya untuk memiliki bibir seksi dan kemerah- merahan sebentar lagi akan terlaksana.
**

Mae duduk dengan santainya di kelas. Jono yang baru datang, kontan shock melihat keadaan Mae yang tiba- tiba memakai masker di wajahnya. Ada apa dengan Mae? Kok sampai pakai masker begitu? Apa Mae terkena flu? Ah! Biasanya nggak sampe maskeran segala...
“Mae, kamu Flu?”
Mae menggeleng cepat.
“Kok pake masker? Kamu kenapa?”
Jono benar- benar ingin tahu apa yang sedang terjadi pada Mae. Jika tidak kena flu, untuk apa maskeran? Hal itu yang semakin membuat Jono bingung, dan alhasil Jono terus bertanya pada Mae.
Mae menggeleng lagi. Tak ada suara yang keluar dari bibirnya. Ia hanya menggeleng ketika Jono terus bertanya dan bertanya lagi padanya.
“Lalu, gimana perawatan bibirmu? Berhasil? Ini kan minggu ke dua, Mae....”
Mae belum menjawab. Ia menggeleng lagi. Sebenarnya ada apa sih sama Mae? Daritadi geleng- geleng mulu.
“Kamu kenapa sih, Mae. Ayo bilang ke aku. Kamu aneh hari ini tahu nggak!”
Mae mendekati kuping Jono dan hendak membisikkan sesuatu ke telinga Jono.
What? Kok bisa sih?” Jono makin shock begitu Mae membisikkan sesuatu padanya.
“Beneran, Jon. Nih kalau nggak percaya...”
Mae membuka perlahan maskernya dan memperlihatkan bibirnya pada Jono. Alangkah terkejutnya Jono melihat bibir Mae yang menjadi super besar, dan semakin merah. Ia sedikit ngeri melihatnya. Bibir Mae yang awalnya memble, kini malah jontor. Ihhhh...
“Kok bisa sih Mae?”
Mae menutup kembali bibirnya dengan masker. Lalu ia menceritakan awal mula kenapa bibirnya sampe jontor begitu.
“Kemaren aku ngolesin madu ke bibirku. Sesuai dengan petunjuk. Terus, karena aku takut madunya netesin kasurku, aku tiduran di lantai. Bangun- bangun bibirku dirubung semut dan jontor kayak begini. Ih.. sebel deh!” Adu Mae pada Jono.
Hahahaha...
Tawa Jono membahana dan membuat Mae semakin gondok. Bukannya makin seksi, bibirnya malah makin jontor begitu. Huh! Siapa sih yang nggak kesal.
Hahahaha....
“Jon, kok kamu malah ketawa sih? Bukannya  prihatin!!” protesnya.
“Habisnya lucu sih. Menurutku yah, yang salah bukan semutnya, tapi kamu. Hahaha... Buat apa bibir seksi tapi nyiksa begitu. Yang pertama, bikin beseran karena kamu harus minum 8 gelas lebih tiap harinya. Yang kedua, yah ini. Jadi jontor begitu. Hahaha... Bibir kamu udah seksi kok. Biar memble, tapi kece. Hahahaha... Mae.. Mae.. Ada- ada aja sih kamu...”
Mae manyun, lalu menyumbat mulut Jono yang terbuka lebar dengan sepatu yang sudah seminggu ini belum di cuci- cuci.
**


HapHa
Xie Xie ni :)

7 komentar:

  1. ceritanya bagus banget. eh ilustrasinya mirip kamu lho :D cantik ^^

    BalasHapus
  2. Thank you chil :D Hehehe.. Bibirnya mirip. Hoho

    BalasHapus
  3. Wah, makin eksis aja nih. Keren nih cerpennya ^^

    BalasHapus
  4. Ngakak, dower dong bibirnya itu hahah

    BalasHapus
    Balasan
    1. hahahaha... bentar lagi nopelnya terbit loooohh...

      Hapus
    2. hahahaha... bentar lagi nopelnya terbit loooohh...

      Hapus

Jangan malu- malu untuk berkomentar. Silahkan berikan komentar terbaik anda ^_^ Xie Xie Ni