Rabu, 01 Februari 2012

Cendol Cenat Cenut ( I Love Cendol )


Cendol!
Apa yang ada dalam fikiran kita setelah membaca kata CENDOL?

Apakah Cendol yang dijual di pasar? Atau cendol yang keluar dari hidung? (itu umbel. Hihihi..)

Tapi, Cendol yang saya maksudkan adalah CErita meNulis Diskusi OnLine! Sudah dapat gambaran kan apa itu Cendol? Yup! Cendol itu grup kepenulisan yang mana di dalamnya terdapat orang - orang suktress dan berstresstasi.

Eitss, bukan berarti grup ini dipenuhi orang- orang yang mengalami gangguan jiwa yang nggak jelas itu ya..


Kenapa sukstress dan berstresstasi? Kan banyak tuh kata lain?

Pertanyaan yang bagus!
Menurut saya, Kenapa harus 2 kalimat itu? Ya karena dalam menulis kita nggak harus serius melulu. Ada kalanya kita tertawa dan gila- gilaan bersama yang lain. Tapi tetap nggak boleh ngasal, alay, ataupun nyingkat. Tetap harus sesuai dengan aturannya.

Sou yi, Cendol adalah jawaban untuk para penulis pemula memulai debutnya. Jangan ragu lagi, segeralah bergabung denganku di grup Cendol.

Saya lupa siapa yang menyeret saya ke grup Cendol. Beneran! Saya lupa! Seingat saya, tiba- tiba notif saya setiap harinya memberitahukan siapa- siapa saja yang masuk dan mengirimkan sesuatu. Awal mulanya saya tidak tahu. Beneran tidak tahu kalau grup tersebut adalah grup hebat yang berisikan orang hebat pula. Sampai suatu hari salah satu teman facebook saya mengalami kecelakaan. Saya bingung kenapa sebagian teman- teman saya yang tergabung dalam grup Story teenlit magazine mengirimkan dinding dan menanyakan keadaannya. Satu persatu dari mereka menyebutkan Cendol. Apa itu cendol? Batin saya. Dan teman saya yang lain mengirimkan sebuah pesan ke ponsel saya. Dia mengatakan bahwasannya ia terpukul mendengar kepergian sahabat mayanya. Diapun menyebut cendol. Sayapun tak menghilangkan kesempatan untuk bertanya apa itu cendol? Lalu ia menjelaskan. Barulah saya  sadar, pemberitahuan yang sempat saya cuekin adalah pemberitahuan grup terkeren sejagad maya. Bisa dibilang, si unyu adalah seseorang yang membuat saya bergabung dalam grup keren bernama cendol. Penyesalan yang sampai saat ini, kenapa saya tidak menjadi bagian dalam sejarah cendol? Kenapa? *pukul kepala pakai martil.

Sejak saat itu saya jadi rajin masuk ke dalam grup dan menyapa- nyapa masyarakatnya. Dan hasilnya memang menyenangkan. Saya mempunyai banyak teman yang sehobi dengan saya. Saya bisa mengenal banyak penulis beken, dan banyak ilmu yang saya dapat. Saya akui, sebelum saya bergabung dalam grup terdahsyat di abad 21 ini, status- status saya kacau. Bahkan biodata facebook saya juga kacau dan ancur! Saya memang belum sempat memperbaiki kealayan saya di info facebook saya sendiri, namun status- status saya sudah tidak pernah lagi besar kecil, memakai 3 sebagai pengganti e, atau bercelat- celat ria seperti 'Uuuhh, atid peyud yum maem!' Healah, kok bisa ya saya balik lagi ke 19 tahun yang lalu. Hihihi..

Jelas saya betah terus berada di dalam kelas cendol. Faktor kebetahan itu tak lain adalah masyarakat di dalamnya yang baik- baik serta gokil- gokil. Saya merasa punya keluarga yang sangat besar. Meskipun terkadang saya tidak sempat menyapa mereka, namun saya menyempatkan masuk sebentar lalu keluar. Kalau tidak masuk kelas sehari saja, saya berasa seperti katak dalam tempurung yang nggak tahu apa- apa.

Mengenai hal positif yang saya dapat dari sekolah cendol, jangan ditanya lagi. Sudah tentu tidak terhingga berapa jumlahnya. Saya bisa mengenal penulis- penulis beken di seluruh Indonesia, menyedot ilmunya dan mengaparesiasikannya dalam karya. Itulah guna Jumat Cendol diadakan. Tidak hanya itu saja, Pupucen dan Pancen Oye adalah program favorit seluruh cendolers. Di mana seluruh cendolers diajak untuk bermain pantun dan juga sajak- sajak keren. Dulu aku nggak mahir berpantun (sekarangpun juga belum mahir! Hhihi ) tapi sejak ikutan Pancen Oye, sedikit- sedikit aku bisa berbalas pantun dengan yang lain.

 Hal positif lain yang saya dapatkan selama bergelut di grup keren sejagad maya ini adalah...
    Maaf! Selama ini saya sangat tidak menyukai kata maaf. Saya tidak pernah bilang maaf ataupun memaafkan. Bagi saya, kata maaf hanya diucapkan ketika seseorang ingin melakukan kesalahan yang sama. Dan Memaafkan adalah membuka peluang untuk kembali tersakiti dengan orang dan kesalahan yang sama.
Di sekolah cendol, secara tidak langsung mereka mengajarkan saya apa arti maaf sebenarnya. Maaf bukan suatu momok yang  bila diucapkan kita akan merugi. Tapi dengan maaf hati kita menjadi lapang dan semua beban pikiran hilang. Meminta maaf juga tidak seburuk yang  saya pikirkan selama ini. Dengan meminta maaf tidak membuat seseorang menjadi rendah, tapi memaafkan adalah sikap kesatria dari seorang manusia.

Saya selalu merasa bahagia begitu mendengar karya salah satu dari cendolers berhasil masuk media. Termasuk saat 2 cerpenku masuk media di 2 bulan terakhir ini. Di saat itu, saudara- saudaraku selalu menyerukan "Cendolers Keren! Lama kelamaan G**l milik cendol nih!" Amin. Aku berharap semua media milik Cendol. Karena Cendol memang keren. Cendol is my soulmate. Hidup Cendol!
Salam Sukstress dan Berstresstasi.

  • Cendolers Poin:  http://www.facebook.com/groups/212158505467096/doc/308029339213345/
  • Info lomba: http://www.facebook.com/groups/212158505467096/doc/327766723906273/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Jangan malu- malu untuk berkomentar. Silahkan berikan komentar terbaik anda ^_^ Xie Xie Ni