Entah apa ini namanya? Walaupun yang mengatakan "Hati-hati ya," hanya seorang Ram Ram, yang selalu mengatakan "Aku kangen" adalah Aida dan Ayu yang gak berhenti laporan "Aku sudah sampai Tanbe," saya selalu merasa hangat. Sebagaimana orang tahu kedekatan kami, seperti itulah yang terjadi. Mereka sahabat namun hal hal kecil selalu bisa menghangatkan dan membuat bibir tersungging haru.
"Aku berharga di mata mereka."
Tidak perlu hal yang besar kan untuk merasa kita istimewa di mata seorang teman? Itulah yang terjadi.
Faktanya, karena takut dikecewakan, saya malah lebih banyak mengecewakan mereka, mungkin. Dan yang luar biasa, mereka bertahan. Padahal belum tentu saya bisa bertahan dalam sebuah pertemanan yang lebih sering mengecewakan. Prakteknya, saya lebih sering pergi, tanpa bahasa. dan ya oke, saya memang egois!
Entahlah, mereka tidak pernah mengatakan kalau saya pernah mengecewakan atau bahkan menyakiti mereka. Hanya saja, saya lebih tahu diri.
Tau bahwa perangai saya sebagai seorang teman sangat menjijikkan! Ya lah, saya sangat sadar kalau ternyata dalam berteman saya egois dengan meminta tempat paling istimewa sebagai sahabat. Dan ketika saya tidak mendapatkannya, saya hanya punya dua pilihan kan? Pergi atau tetap tinggal?! Berpura-pura bahagia hanya dianggap 'teman' saja atau bahkan tidak sama sekali. Yang menyedihkan kalau dianggap angin lalu.
Alasan sederhananya begitu.
Saya cuma ingin diistimewakan dan dianggap ada. Itu saja. Ah saya memang tidak bisa berteman dengan siapapun tanpa syarat.
dan silakan membenciku seperti caraku membenci keegoisanku.
Teman itu nggak perlu definisi. Ah, aku juga selalu egois.
BalasHapusng...
BalasHapus