Kamis, 27 Oktober 2016

Movie Review - INFERNO



Awalnya saya berprinsip tidak ingin memperkaya produser luar negeri terutama orang-orang barat dengan menonton filmnya di bioskop. Kalau filmnya seru, penginnya download saja atau beli bajakannya. Tapi kali ini prinsip itu terpatahkan ketika Pimred Penerbit Loka Media nraktir nonton film Inferno. #nyengir

Jadi ya saya mau-mau aja. Ditraktir ini. Dalam bayangan saya, film ini akan sama kayak video clip para singer hollywood, yang banyak adegan esek-eseknya, tapi ternyata…


INFERNO

Diadaptasi dari novel Dan Brown berjudul sama. Berkisah tentang Profesor Robert Langdon (Tom Hanks) yang secara tiba-tiba terbangun di sebuah ruangan di rumah sakit Florence, Italia dengan luka di kepalanya. Profesor mengalami amnesia parsial, yang mana ia hanya bisa mengingat bagian-bagian kecil jauh sebelum ia berada di rumah sakit sementara penyebab masuknya ia ke rumah sakit tidak terbaca. Di rumah sakit tersebut Prof. Langdon bertemu dengan Dr. Sienna Brooks (Felicity Jones) yang mengaku pernah bertemu dengannya saat ia kecil.
Dalam usaha mengingat penyebab sakit di sekujur tubuhnya, Prof Langdong kedatangan tamu yang entah bagaimana langsung menembaki staff rumah sakit. Beruntung Prof Langdon diselamatkan oleh Dr. Brooks dan dibawa ke apartemennya. Di sana ingatan dan halusinasi Prof. Langdon semakin menjadi-jadi. Ia seperti melihat sekumpulan orang-orang berdosa di dalam neraka dan seorang perempuan dengan kerudung di kepalanya membuat Prof semakin bingung.

 Berada di apartemen Dr. Brooks ternyata tidak membuat Prof. Langdon berhenti di awasi oleh orang-orang yang tidak diketahuinya. Sampai akhirnya Prof. Langdon dan Sienna menemukan sebuah gambar proyektor ‘peta neraka’ yang berasal dari karya Dante, Inferno.
Bersama Dr. Sienna Brooks, Prof Langdon menelusuri makna yang tersimpan dari setiap clue-clue di dalam peta. Kemudian mereka sadar bahwa peta tersebut adalah petunjuk pertama yang ditinggalkan oleh Betrand Zobrist, seorang ahli genetika miliader yang percaya bahwa langkah-langkah ketat diperlukan untuk mengurangi pertumbuhan populasi di bumi. Profesor dan Sienna akhirnya mengetahui bahwa Zobrist yang terobsesi dengan karya Dante telah menciptakan sebuah virus yang disebut Inferno untuk menyelamatkan dunia dari pertumbuhan yang pesat di bumi. Zobrist menyebutnya, kelahiran kembali.
Profesor Langdon dan Sienna akhirnya melakukan perjalanan untuk mencari virus tersebut dari benda-benda peninggalan Zobrist.

REVIEW

Awalnya saya pikir ini film akan menguras kepala saya untuk berpikir, ternyata tidak. Film ini tidak seberat yang saya pikirkan sebelumnya. Dan, di film ini adegan esek-eseknya nggak sebanyak di klip-klip musik yang sebelumnya saya tonton. Masih bisa dimaklumi untuk ukuran film Hollywood. Pengemasan film ini pun sangat apik. Suka dengan rentetan kisah yang nggak bikin bingung.
Banyak kejutan di dalamnya. Termasuk Irffan Khan yang kemunculannya sudah saya tunggu-tunggu di film ini. Saya bukan penggemar Irffan, filmnya yang saya tonton cuma Billu Barber yang sama SRK doang, tapi saat membaca namanya tercantum di opening langsung membuat saya menebak-nebak, apa peran Irfan dalam film ini? Ternyata perannya cukup penting juga dan saya cukup bangga. #eih

Belum lagi kisah singkat Prof. Langdon dan Elizabeth Sinskey, yang sempat bikin baper. Sederhana tapi manis. Yang bikin senyum-senyum waktu credit-nya muncul.
Sejatinya saya suka film-film petualangan atau film-film yang sejenis Inferno begini. So, rekomended banget buat kalian yang memang menyukai film-film hollywood.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Jangan malu- malu untuk berkomentar. Silahkan berikan komentar terbaik anda ^_^ Xie Xie Ni