Kamis, 20 Oktober 2016

21 Years of DDLJ and Still Counting

20 Oktober 1995 saya bahkan masih berumur 3 tahun. Masih lucu-lucunya, lari ke sana ke mari dan belum ngerti sama tontonan apapun. Kalaupun ada mungkin itu tontonan orang kawinan, bukan film. Sementara di masa itu telah terjadi satu peristiwa yang sangat-sangat berjasa bagi saya khususnya dalam karir kepenulisan saya.



21 tahun yang lalu, lahir sebuah mahakarya dari seorang Aditya Chopra, berjudul ‘Dilwale Dulhania Le Jayenge’. Sebuah film romantis yang hingga kini masih diputar oleh salah satu bioskop di India, Maratha Mandir. Yang menjadi salah satu film romantis sepanjang masa yang wajib kamu tonton sebelum kamu died XD.

Bicara soal ‘Dilwale Dulhania Le Jayenge’ atau ‘DDLJ’ merupakan karya debut dari seorang Aditya Chopra, putra sulung dari founder Yash Raj Film, Yash Chopra. Adi menulis sendiri kisah romantis ini, lalu membungkusnya dengan sangat apik. Terbukti dengan banyaknya pasang mata yang memuji dan mengapresiasi karyanya tersebut. DDLJ telah memenangkan sepuluh tropi Filmfare, ajang penghargaan terbesar India atau biasa disebut oscar-nya India.


Dilwale Dulhania Le Jayenge
DDLJ menceritakan tentang dua anak manusia yang tinggal di London. Keduanya bukan siapa-siapa sampai akhirnya tidak sengaja bertemu dalam perjalanan berkeliling Eropa, Raj dan Simran. Hubungan mereka tidak mudah awalnya karena Raj adalah seorang player yang dibenci Simran, seorang gadis introvert. Raj dan Simran terus dipertemukan dan hubungan mereka semakin kacau. Hingga satu keadaan membuat mereka berdamai lalu akhirnya saling jatuh cinta. Raj dan Simran tidak menyadari perasaan tersebut sampai akhirnya mereka kembali dari perjalanan. Yang sayangnya, perasaan Simran ditentang oleh ayahnya yang telah menjodohkannya dengan anak dari sahabatnya.


Dalam kemarahan Baldev memutuskan untuk kembali ke India, agar Simran tidak bertemu lagi dengan pria yang ia temui di Eropa. Simran tidak berdaya dan bersedia melupakan Raj atas permintaan ibunya.

Persiapan pernikahan sudah dipersiapkan namun bayang-bayang Raj tidak mudah dilupakan Simran. Petikan senar-senar mandolin dari Raj selalu menganggunya hingga suatu pagi ia berlari menjauh dari rumah mengikuti suara tersebut. Yang mengherankan, Simran melihat lonceng sapi yang ia beli di Swiss ada di sana. Dan tak lama muncullah Raj. Bukan sebuah halusinasi. Raj yang ia lihat benar-benar Raj yang secara tak langsung menjawab segala kegelisahan Simran selama ini.

Raj datang untuk menjemputnya, namun Simran ingin Raj membawanya lari. Raj mungkin bisa saja membawa Simran lari namun pria itu ingin langsung mengambil Simran dari tangan ayahnya.



Raj berpura-pura menjadi teman si pengantin pria demi meluluhkan hati Baldev. Banyak kejadian yang akhirnya membuat Baldev luluh terhadap Raj namun dihari pernikahan, saat ia tahu Raj adalah pria yang membuat anak gadisnya tergila-gila, Baldev menjadi sangat murka. Raj gagal mendapatkan gadisnya namun Simran keukeuh ingin pergi bersama Raj. Pada akhirnya, Baldev menyadari ketulusan hati Raj dan mengizinkan Simran pergi bersama Raj.

Proses Penulisan
            Aditya Chopra menulis naskah DDLJ saat ia menjadi asisten ayahnya—Yash Chopra selama pembuatan film Chandni (1989), Lamhe (1991), Darr (1993). Aditya menulis beberapa naskah dan berasumsi DDLJ akan menjadi film pertamanya, membuatnya debut sebagai seorang sutradara. Setelah bekerja dalam beberapa film, akhirnya Yash Chopra memberi izin untuk Adi membuat film berdasarkan keinginannya sendiri.

            Pada Mei 1994, Aditya berdiskusi dengan beberapa orang dalam tim. Mereka sempat tidak tertarik namun Aditya tidak kehabisan ide. Aditya mengatakan bahwa film tersebut akan secara total berada dalam pengawasan ayahnya, produser dalam segi pengeditan sementara pembuatannya dilakukan dengan seleranya sendiri.

            Setelah semua kesepakatan dilakukan, proses syuting DDLJ dilakukan selama September 1994 sampai dengan Agustus 1995 di London, Swiss dan India.

Peran
Shah Rukh Khan bukanlah plihan pertama Aditya untuk memerankan karakter Raj. Aditya sempat ingin Tom Cruise berperan sebagai Raj, namun Yash menolak artis luar dalam produksinya. Lalu ia menawarkan peran tersebut pada SRK, yang kemudian ditolak oleh sang King Khan karena ia merasa telah sukses memerankan karakter penjahat di beberapa film sebelumnya. Saif Ali Khan kemudian ditawarkan peran yang sama namun Saif menolaknya dengan alasan yang tidak diketahui. Kemudian Aditya kembali menawarkan peran tersebut kepada SRK. Butuh beberapa minggu bagi SRK untuk setuju mengambil peran tersebut, terlebih ia mendapat dorongan dari Salman Khan untuk memerankan karakter Raj. Salman berkata film tersebut akan menjadi sukses, dan SRK harus ada di dalamnya. Kemudian SRK menyadari bahwa naskah yang ditulis Aditya memiliki kemiripan dengan kisah cintanya bersama Gauri. Untuk itu ia pun menerima tawaran Aditya untuk menjadi Raj.


            Kajol adalah pilihan pertama dan langsung menerimanya karena Kajol adalah teman dekat Aditya. Kajol menjadi sangat yakin karena sebelumnya ia pun telah bekerja sama dengan SRK dalam film Baazigar (1993) dan Karan Arjun (1995) dan keduanya menjadi sangat sukses. Kajol sempat berasumsi, peran Simran akan menjadi peran tersulit baginya mengingat karakter Raj begitu mirip dengan SRK.
SRKajol at Karan Arjun


Banyak Orang-Orang Hebat di Balik Layar
            Yash Chopra, SRK dan Kajol bukan satu-satunya orang hebat yang memiliki peran penting dalam kesuksesan  DDLJ. Ada beberapa nama besar yang akhirnya diketahui menjadi salah satu fondasi Aditya.

            Uday Chopra, bungsu dari Yash Chopra ini berperan sebagai asisten sutradara.
        Karan Johar, salah satu nama yang sempat dipertimbangkan Aditya untuk mendampinginya membuat DDLJ. Namun akhirnya KJo dipilih untuk memerankan peran kecil dalam film.
            

            Tokoh lainnya adalah Kirron Kher, istri dari Anupam Kher, pemeran ayah Raj. Kirron adalah satu-satunya orang yang menjadi alasan mengapa DDLJ dipilih sebagai judul film pertama Aditya. Berasal dari lagu Le Jayenge Le Jayenge-nya Chor Machaye Shor (1974) yang dinyanyikan oleh Raj dalam satu adegan.
            Farah Khan, koreografer dari lagu ‘Rukh Ja O Dil Deewana’.

Proses Syuting
            Proses syuting DDLJ dilakukan dari september 1994 hingga Agustus 1995 di London, Swiss dan India. Dengan urutan pengambilan gambar pertama untuk lagu ‘Ho Gaya Hai Tujhko’ di Swiss. Perjalanan keliling Eropa dan adegan lain di Inggris selama 20 hari. Terakhir, pengambilan adegan dilakukan di Delhi.
            Dalam lagu ‘Rukh Ja O Dil Deewana’, SRK dan Kajol banyak melakukan improvisasi dan ketika klimaks, tidak ada yang memberitahu Kajol bahwa ia akan dijatuhkan oleh SRK demi mengambil ekspresi natural dari sang aktris.

            Pada agustus 1995, film belum juga selesai dikerjakan mengingat film akan segera dirilis pada bulan oktober. Jatin-Lalit selaku komposer hanya diberi 10 hari untuk menyelesaikan pekerjaannya.

Tahun ke 21
            DDLJ telah mencapai tahun keemasannya hari ini. Selain telah dikukuhkan menjadi film romantis sepanjang masa, DDLJ adalah satu-satunya film yang masih tayang di bioskop sejak perilisannya tanggal 20 oktober 1995. Beberapa selebrasi telah dilakukan salah satunya 1000 minggu di Maratha Mandir oleh SRK dan Kajol dua tahun yang lalu.


Menginspirasi Banyak Filmmaker
            Menurut eksiklopedia Bioskop India, DDLJ telah menginspirasi banyak film lainnya. Sebut saja, Pardes (1998), Kuch Kuch Hota Hai (1998), Kabhi Kushi Kabhi Gham (2001), Kal Ho Na Ho (2003), Salaam Namaste (2005), Neal n Nikki (2005), Kabhi Alvida Na Kehna (2006), Jab We Met (2007), Bachna Ae Haseeno (2008), Bodyguard (2011), Chalo Dilli (2011), Yeh Jawaani Hai Deewani (2013), Chennai Express (2013), Humpty Sharma Ki Dulhania (2104) dan masih akan tetap berlanjut.

            Adegan paling banyak yang ditirukan dari beberapa film yang terinspirasi dari DDLJ adalah adegan heroine berlari mengejar kereta, yang mana sang Hero mengulurkan tangan untuk membantunya.

DDLJ Menurut Saya
            Film DDLJ sebenarnya kalah booming bagi pecinta film Bollywood di Indonesia. Indonesia mengenal Kuch Kuch Hota Hai dan sejak itu film-film India khususnya Bollywood mulai diminati karena memiliki rule yang berbeda dari yang lain. Adanya lagu dan tarian seolah menjadi nilai plus, sebab lagu dan tarian terkadang dilakukan sebagai pendukung cerita. Jadi bukan sekedar lagu dan tarian yang tanpa makna.

            Saya sendiri jatuh cinta kepada film India untuk pertama kalinya bukan dengan DDLJ melainkan KKHH. Saya bahkan menonton DDLJ beberapa tahun setelah film KKHH saya tonton berulang kali dan benar-benar jatuh cinta ketika mengalami masa pubertas. *smirked

            DDLJ memiliki kisah yang sederhana namun pesan yang disampaikan tidak biasa. Karakter Raj yang begitu pemberani dengan datang dari jauh demi gadis yang bahkan tidak ia ketahui apakah membalas perasaannya atau tidak. Klimaks dari film DDLJ awalnya membuat kecewa, yang mana Raj sempat menyerah dan membiarkan Simran tetap menikah dengan pilihan sang Ayah, namun dari sana saya belajar dan paham bahwa pria sejati itu seperti itu. #asek
              Dan dialog favorite saya di dalam film ini adalah ketika Baldev akhirnya menyerahkan Simran pada Raj. "Jaa Simran Jaa. Jee le apni zindagi." Maknyus banget dialognya. 
Raj-Simran dulu dan sekarang
            Sama seperti Karan Johar dan beberapa filmmaker lainnya, DDLJ benar-benar menginspirasi saya meski saya bukan seorang pembuat film. DDLJ menginspirasi di setiap tulisan-tulisan saya, dan bukti kecintaan saya terhadap DDLJ saya dedikasikan dalam novel terbaru saya yang berjudul Dilwale. Di sana juga akan ditemukan sebuah adegan yang begitu banyak tiruannya di beberapa film lainnya.


Finally, happy 21 years my beloved DDLJ. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Jangan malu- malu untuk berkomentar. Silahkan berikan komentar terbaik anda ^_^ Xie Xie Ni