20 Oktober 1995 saya bahkan masih berumur 3 tahun. Masih lucu-lucunya,
lari ke sana ke mari dan belum ngerti sama tontonan apapun. Kalaupun ada
mungkin itu tontonan orang kawinan, bukan film. Sementara di masa itu telah
terjadi satu peristiwa yang sangat-sangat berjasa bagi saya khususnya dalam
karir kepenulisan saya.
21 tahun yang lalu, lahir sebuah mahakarya dari seorang Aditya Chopra,
berjudul ‘Dilwale Dulhania Le Jayenge’. Sebuah film romantis yang hingga kini
masih diputar oleh salah satu bioskop di India, Maratha Mandir. Yang menjadi
salah satu film romantis sepanjang masa yang wajib kamu tonton sebelum kamu
died XD.
Bicara soal ‘Dilwale Dulhania Le Jayenge’ atau ‘DDLJ’ merupakan karya
debut dari seorang Aditya Chopra, putra sulung dari founder Yash Raj Film, Yash Chopra. Adi menulis sendiri kisah
romantis ini, lalu membungkusnya dengan sangat apik. Terbukti dengan banyaknya
pasang mata yang memuji dan mengapresiasi karyanya tersebut. DDLJ telah memenangkan
sepuluh tropi Filmfare, ajang penghargaan terbesar India atau biasa disebut
oscar-nya India.
Dilwale
Dulhania Le Jayenge
DDLJ menceritakan tentang dua anak manusia
yang tinggal di London. Keduanya bukan siapa-siapa sampai akhirnya tidak
sengaja bertemu dalam perjalanan berkeliling Eropa, Raj dan Simran. Hubungan
mereka tidak mudah awalnya karena Raj adalah seorang player yang dibenci
Simran, seorang gadis introvert. Raj dan Simran terus dipertemukan dan hubungan
mereka semakin kacau. Hingga satu keadaan membuat mereka berdamai lalu akhirnya
saling jatuh cinta. Raj dan Simran tidak menyadari perasaan tersebut sampai
akhirnya mereka kembali dari perjalanan. Yang sayangnya, perasaan Simran
ditentang oleh ayahnya yang telah menjodohkannya dengan anak dari sahabatnya.
Dalam kemarahan Baldev memutuskan untuk
kembali ke India, agar Simran tidak bertemu lagi dengan pria yang ia temui di
Eropa. Simran tidak berdaya dan bersedia melupakan Raj atas permintaan ibunya.
Persiapan pernikahan sudah dipersiapkan
namun bayang-bayang Raj tidak mudah dilupakan Simran. Petikan senar-senar
mandolin dari Raj selalu menganggunya hingga suatu pagi ia berlari menjauh dari
rumah mengikuti suara tersebut. Yang mengherankan, Simran melihat lonceng sapi
yang ia beli di Swiss ada di sana. Dan tak lama muncullah Raj. Bukan sebuah
halusinasi. Raj yang ia lihat benar-benar Raj yang secara tak langsung menjawab
segala kegelisahan Simran selama ini.
Raj datang untuk menjemputnya, namun
Simran ingin Raj membawanya lari. Raj mungkin bisa saja membawa Simran lari
namun pria itu ingin langsung mengambil Simran dari tangan ayahnya.
Raj berpura-pura menjadi teman si
pengantin pria demi meluluhkan hati Baldev. Banyak kejadian yang akhirnya
membuat Baldev luluh terhadap Raj namun dihari pernikahan, saat ia tahu Raj
adalah pria yang membuat anak gadisnya tergila-gila, Baldev menjadi sangat
murka. Raj gagal mendapatkan gadisnya namun Simran keukeuh ingin pergi bersama
Raj. Pada akhirnya, Baldev menyadari ketulusan hati Raj dan mengizinkan Simran
pergi bersama Raj.
Proses
Penulisan
Aditya Chopra menulis
naskah DDLJ saat ia menjadi asisten ayahnya—Yash Chopra selama pembuatan film
Chandni (1989), Lamhe (1991), Darr (1993). Aditya menulis beberapa naskah dan
berasumsi DDLJ akan menjadi film pertamanya, membuatnya debut sebagai seorang
sutradara. Setelah bekerja dalam beberapa film, akhirnya Yash Chopra memberi
izin untuk Adi membuat film berdasarkan keinginannya sendiri.
Pada Mei 1994, Aditya
berdiskusi dengan beberapa orang dalam tim. Mereka sempat tidak tertarik namun Aditya
tidak kehabisan ide. Aditya mengatakan bahwa film tersebut akan secara total
berada dalam pengawasan ayahnya, produser dalam segi pengeditan sementara
pembuatannya dilakukan dengan seleranya sendiri.
Setelah semua
kesepakatan dilakukan, proses syuting DDLJ dilakukan selama September 1994
sampai dengan Agustus 1995 di London, Swiss dan India.
Peran
Shah Rukh Khan bukanlah plihan pertama
Aditya untuk memerankan karakter Raj. Aditya sempat ingin Tom Cruise berperan
sebagai Raj, namun Yash menolak artis luar dalam produksinya. Lalu ia
menawarkan peran tersebut pada SRK, yang kemudian ditolak oleh sang King Khan
karena ia merasa telah sukses memerankan karakter penjahat di beberapa film
sebelumnya. Saif Ali Khan kemudian ditawarkan peran yang sama namun Saif
menolaknya dengan alasan yang tidak diketahui. Kemudian Aditya kembali
menawarkan peran tersebut kepada SRK. Butuh beberapa minggu bagi SRK untuk
setuju mengambil peran tersebut, terlebih ia mendapat dorongan dari Salman Khan
untuk memerankan karakter Raj. Salman berkata film tersebut akan menjadi
sukses, dan SRK harus ada di dalamnya. Kemudian SRK menyadari bahwa naskah yang
ditulis Aditya memiliki kemiripan dengan kisah cintanya bersama Gauri. Untuk
itu ia pun menerima tawaran Aditya untuk menjadi Raj.
Kajol adalah pilihan
pertama dan langsung menerimanya karena Kajol adalah teman dekat Aditya. Kajol
menjadi sangat yakin karena sebelumnya ia pun telah bekerja sama dengan SRK
dalam film Baazigar (1993) dan Karan Arjun (1995) dan keduanya menjadi sangat
sukses. Kajol sempat berasumsi, peran Simran akan menjadi peran tersulit
baginya mengingat karakter Raj begitu mirip dengan SRK.
SRKajol at Karan Arjun |
Banyak
Orang-Orang Hebat di Balik Layar
Yash Chopra, SRK dan
Kajol bukan satu-satunya orang hebat yang memiliki peran penting dalam
kesuksesan DDLJ. Ada beberapa nama besar
yang akhirnya diketahui menjadi salah satu fondasi Aditya.
Uday Chopra, bungsu
dari Yash Chopra ini berperan sebagai asisten sutradara.
Karan Johar, salah satu
nama yang sempat dipertimbangkan Aditya untuk mendampinginya membuat DDLJ. Namun
akhirnya KJo dipilih untuk memerankan peran kecil dalam film.
Tokoh lainnya adalah Kirron Kher, istri dari Anupam Kher, pemeran ayah Raj. Kirron adalah satu-satunya orang yang menjadi alasan mengapa DDLJ dipilih sebagai judul film pertama Aditya. Berasal dari lagu Le Jayenge Le Jayenge-nya Chor Machaye Shor (1974) yang dinyanyikan oleh Raj dalam satu adegan.
Farah Khan, koreografer
dari lagu ‘Rukh Ja O Dil Deewana’.
Proses
Syuting
Proses syuting DDLJ
dilakukan dari september 1994 hingga Agustus 1995 di London, Swiss dan India. Dengan
urutan pengambilan gambar pertama untuk lagu ‘Ho Gaya Hai Tujhko’ di Swiss.
Perjalanan keliling Eropa dan adegan lain di Inggris selama 20 hari. Terakhir,
pengambilan adegan dilakukan di Delhi.
Dalam lagu ‘Rukh Ja O Dil Deewana’, SRK dan Kajol banyak melakukan improvisasi dan ketika klimaks, tidak ada yang memberitahu Kajol bahwa ia akan dijatuhkan oleh SRK demi mengambil ekspresi natural dari sang aktris.
Dalam lagu ‘Rukh Ja O Dil Deewana’, SRK dan Kajol banyak melakukan improvisasi dan ketika klimaks, tidak ada yang memberitahu Kajol bahwa ia akan dijatuhkan oleh SRK demi mengambil ekspresi natural dari sang aktris.
Pada agustus 1995, film
belum juga selesai dikerjakan mengingat film akan segera dirilis pada bulan
oktober. Jatin-Lalit selaku komposer hanya diberi 10 hari untuk menyelesaikan
pekerjaannya.
Tahun ke
21
DDLJ telah mencapai
tahun keemasannya hari ini. Selain telah dikukuhkan menjadi film romantis sepanjang
masa, DDLJ adalah satu-satunya film yang masih tayang di bioskop sejak
perilisannya tanggal 20 oktober 1995. Beberapa selebrasi telah dilakukan salah
satunya 1000 minggu di Maratha Mandir oleh SRK dan Kajol dua tahun yang lalu.
Menginspirasi
Banyak Filmmaker
Menurut eksiklopedia
Bioskop India, DDLJ telah menginspirasi banyak film lainnya. Sebut saja, Pardes
(1998), Kuch Kuch Hota Hai (1998), Kabhi Kushi Kabhi Gham (2001), Kal Ho Na Ho
(2003), Salaam Namaste (2005), Neal n Nikki (2005), Kabhi Alvida Na Kehna
(2006), Jab We Met (2007), Bachna Ae Haseeno (2008), Bodyguard (2011), Chalo Dilli (2011), Yeh Jawaani
Hai Deewani (2013), Chennai Express (2013), Humpty Sharma Ki Dulhania (2104)
dan masih akan tetap berlanjut.
Adegan paling banyak
yang ditirukan dari beberapa film yang terinspirasi dari DDLJ adalah adegan
heroine berlari mengejar kereta, yang mana sang Hero mengulurkan tangan untuk
membantunya.
DDLJ Menurut
Saya
Film DDLJ sebenarnya
kalah booming bagi pecinta film Bollywood di Indonesia. Indonesia mengenal Kuch
Kuch Hota Hai dan sejak itu film-film India khususnya Bollywood mulai diminati
karena memiliki rule yang berbeda dari yang lain. Adanya lagu dan tarian seolah
menjadi nilai plus, sebab lagu dan tarian terkadang dilakukan sebagai pendukung
cerita. Jadi bukan sekedar lagu dan tarian yang tanpa makna.
Saya sendiri jatuh
cinta kepada film India untuk pertama kalinya bukan dengan DDLJ melainkan KKHH.
Saya bahkan menonton DDLJ beberapa tahun setelah film KKHH saya tonton berulang
kali dan benar-benar jatuh cinta ketika mengalami masa pubertas. *smirked
DDLJ memiliki kisah
yang sederhana namun pesan yang disampaikan tidak biasa. Karakter Raj yang
begitu pemberani dengan datang dari jauh demi gadis yang bahkan tidak ia
ketahui apakah membalas perasaannya atau tidak. Klimaks dari film DDLJ awalnya
membuat kecewa, yang mana Raj sempat menyerah dan membiarkan Simran tetap
menikah dengan pilihan sang Ayah, namun dari sana saya belajar dan paham bahwa
pria sejati itu seperti itu. #asek
Dan dialog favorite saya di dalam film ini adalah ketika Baldev akhirnya menyerahkan Simran pada Raj. "Jaa Simran Jaa. Jee le apni zindagi." Maknyus banget dialognya.
Sama seperti Karan
Johar dan beberapa filmmaker lainnya, DDLJ benar-benar menginspirasi saya meski
saya bukan seorang pembuat film. DDLJ menginspirasi di setiap tulisan-tulisan
saya, dan bukti kecintaan saya terhadap DDLJ saya dedikasikan dalam novel
terbaru saya yang berjudul Dilwale. Di sana juga akan ditemukan sebuah adegan
yang begitu banyak tiruannya di beberapa film lainnya.
Dan dialog favorite saya di dalam film ini adalah ketika Baldev akhirnya menyerahkan Simran pada Raj. "Jaa Simran Jaa. Jee le apni zindagi." Maknyus banget dialognya.
Raj-Simran dulu dan sekarang |
Finally, happy 21 years my beloved DDLJ.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Jangan malu- malu untuk berkomentar. Silahkan berikan komentar terbaik anda ^_^ Xie Xie Ni