Senin, 20 November 2017

Life is Simple

Hasil gambar untuk simple life


‘Boy and girl can’t be just friend!

Pepatah ini yang kemudian dianut oleh banyak orang dengan mencoba menganalisis kebenaran tersebut. Sehingga tak jarang jika ada api cemburu di dalam hubungan yang berasaskan kalimat di atas.

Untuk beberapa kasus, pepatah tersebut mungkin benar. Akan tetapi tidak semua hubungan yang terjadi antara perempuan dan laki-laki tidak bisa murni hanya sebatas pertemanan saja.


Dalam hidup saya, sejak saya mengenal dunia tulis-menulis, saya mengenal banyak orang yang kemudian menjadi teman dekat. Dalam satu grup menulis, perempuan dan laki-laki berbaur dan itu berlangsung selama bertahun-tahun. Selama itu pula kita berbagi segalanya, bukan hanya tentang dunia menulis tapi juga tentang kehidupan pribadi. Hal ini mematahkan pepatah yang mengatakan kalau laki-laki dan perempuan tidak dapat berteman, setidaknya dalam ruang lingkup grup kepenulisan.

Dan jauh  sebelum saya masuk ke dunia sastra, saya juga pernah menjalin hubungan dekat—persahabatan—dengan beberapa lawan jenis. Itu bukan hal yang tabu menurut saya. Dalam kamus saya perempuan dan laki-laki bisa menjadi (hanya teman), tidak baper-baperan. Itu hal yang menyenangkan karena terkadang mereka bisa diandalkan dalam beberapa hal. Bisa dimintai pendapat dari sudut pandang mereka. bisa dibully juga. #smirk

Saya selalu bertanya, mengapa orang-orang selalu berpikir hal yang sama ketika melihat seorang perempuan dan laki-laki hangout berdua? Holy shit untuk pepatah di atas!

Tetapi pemikiran setiap manusia memang tidak bisa disamakan.

Dalam satu kasus, seorang wanita melabrak teman kantor kekasihnya hanya karena salah paham dengan chat mereka. Terjadi pertengkaran dan  wanita tersebut berusaha mengancam sang kekasih dengan segala macam cara yang meski sudah dijelaskan tidak ada apa-apa diantara mereka namun tetap marah.

Sederhananya, sang wanita tidak percaya dengan pengakuan sang kekasih.

Di lain kasus, seorang wanita tiba-tiba menuduh kekasihnya jahat ketika mendapati kekasihnya hang out bersama teman-temannya yang kebetulan wanita semua. Meski sudah dijelaskan, si wanita tetap saja berpikir bahwa apa yang ia pikir benar.

Pertanyaanya, jika memang tidak memiliki rasa percaya terhadap pasangan, mengapa masih bertahan? Lantas apa dasar dari hubungan mereka?

Mengapa membuang energi untuk berdebat yang sebenarnya kecil? Mengapa menyiksa diri dengan kecemburuan yang akan bersambung dengan kegelisahan yang tiada akhir saat mengingat pasangan jauh darimu?

Banyak omongan yang mengatakan, jangan pernah percaya bahwa pasangan kita akan setia selamanya dengan kita. Sebab manusia adalah makhluk yang seringkali berubah pola pikirnya, begitu pula dalam sebuah hubungan.

Tetapi coba disederhanakan saja.

Jika dia memang ditakdirkan denganmu maka ia akan menjadi takdirmu bagaimanapun caranya. Dan jika dia pergi, apapun bisa menjadi jembatan perpisahan.

Sugestikan kepada diri bahwa Tuhan begitu menyayangimu, dan tengah menyelamatkanmu. Sebab Tuhan tidak pernah ingin umat-Nya bersanding dengan orang yang tidak tepat.

Saya selalu menemukan kasus seperti ini, teman saya (laki-laki) memiliki seorang kekasih yang diakui selalu cemburu dengan kami, teman menulis yang kebetulan perempuan. Di lain kesempatan, kami bertemu dengan kekasihnya dan berkenalan. Sejak saat itu, sang kekasih justru malah lebih akrab dengan kami.

Dari sini saya belajar.

Pasangan yang baik itu tidak menjauhkan kita dengan teman, rekan kerja atau bahkan saudara. Pasangan yang baik justru dapat berbaur dengan kesemuanya. Sebab pasangan yang baik ialah pasangan yang dapat membuat diri kita menjadi lebih baik lagi. Bukan yang membuat kita merusak hubungan lama demi sebuah hubungan baru.

Dan dalam hidup saya, tidak cemburu bukan berarti tidak sayang atau tidak peduli. Kepercayaan itu mahal harganya, dan bagi yang mendapatkannya secara cuma-cuma pastilah orang yang sangat, sangat, sangat istimewa. Sebab bagi saya kepercayaan itu lebih penting daripada harus meluapkan kecemburuan yang ujungnya akan menyiksa diri tiap dia berada jauh. Dia yang pergi setelah mendapat banyak kepercayaan adalah orang yang memang tidak pantas mendapatkannya.

Sederhanakan saja, Tuhan tengah mempersiapkan seseorang yang butuh dan pantas mendapatkannya. Dan waktu akan segera menyempurnakannya.

(My) Life is simple, absolutely!

**

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Jangan malu- malu untuk berkomentar. Silahkan berikan komentar terbaik anda ^_^ Xie Xie Ni