Sabtu, 17 September 2016
Jumat, 16 September 2016
DILWALE: New Face of Pyaar Ke Liye
September, tepat setahun
yang lalu (sepertinya) saya posting kabar baik tentang naskah saya yang mau
terbit. Berjudul Pyaar Ke Liye, dan excited banget sama
kelahirannya. Tapi sepertinya Allah lagi menguji saya. Setelah novel Allien
Cungkring tiga tahun lalu batal terbit, tahun lalu novel tersebut batal terbit
juga. Jangan tanya gimana perasaan saya. Hancur banget! Waktu Allien Cungkring
batal terbit, saya cuma berseru--oohh, gitu ya mbak? Yaudah deh nggak apa-apa.
Meski kesel nggak jadi terbit, tapi saya tetap baik-baik aja. Nggak sehancur
waktu novel Pyaar Ke Liye itu batal. Saya nggak cuma nangis, tapi
guling-guling. Sesek banget!
Cover lama Pyaar Ke Liye |
Mungkin karena ngerasa
perjuangan bareng novel yang awalnya saya kasih judul Humdard itu
berat banget. Butuh riset seumur hidup. Karena suka India nggak bisa cuma
karena Serial India lagi tayang di Indonesia. Saya harus familiar dulu sama
negaranya. Tahu apa yang tabu di sana dan bagaimana logat orang-orang sana.
Seru-seruan akrab ataupun seruan formalnya. Enggak bisa kalau cuma setahun dua
tahun. Faktanya, saya tahu all about India sejak kecil lewat film Bollywood.
#nyengir.
Kamis, 15 September 2016
Pengalaman Meeting Bro n Bray
Trans TV tampak depan |
Guys saya pengin cerita tentang pengalaman saya beberapa waktu lalu pas meeting alias brainstorming bareng Script Editor Bro n Bray di Trans TV. Kesekian kalinya aku ke Trans rasanya takut banget kalo sewaktu-waktu ketemu Adipati Dolken—jeehh—Adipati Dolken sibuk syuting kaleeeesss… Biasanya kalo BS itu palingan bareng Om Ceko aja. Ekspektasi aku kali ini pasti sama SE lainnya juga. Aku dateng udah telat banget, mungkin udah selesai BS-nya, pikirku. Tapi ternyata, malah belum mulai. Padahal kan lumayan ya kalau udah selesai, aku dateng tinggal makan-makannya aja. #ketawasetan
Meeting pertamaku. (Ki-Ka) Aku, Haris, Om Ceko, Mas Poci, Mbak Tya |
Aku juga mau cerita sedikit, behind the story, gimana aku bisa masuk tim Bro n Bray sebagai penulis freelance. Bersama tujuh orang lain yang telah direkrut sama Om Ceko Spy, menulis Bro N Bay. Awalnya cuma dilakukan secara online, namun selang setahun, Om Ceko bilang penulis harus melakukan BS secara offline alias face to face. Jadilah saya nekat ikutan ke Jakarta. Ya meski tujuan awal ke Jakarta tidak hanya karena Bro n Bray. Ada sesuatu yang sebenernya cuma diketahui anggota Writer Block, #jiah jadi curcol.
Kamis, 08 September 2016
Belanja Cerdas dan Praktis, Priceza aja!
Belanja Praktis dan Cerdas
Membaca dewasa
ini bukan hanya sekadar hobi melainkan sebuah kebutuhan. Terlebih untuk
mereka-mereka yang notebene-nya booklovers.
Pasti serasa ada yang kurang jika tidak membaca.
Saya sendiri,
senang membaca sejak kecil. Mulai dari bacaan ringan seperti majalah atau
bacaan yang memang wajib untuk dibaca yakni buku pelajaran sekolah. Buku yang
sudah saya lahap juga beragam. Mulai dari buku fiksi, maupun buku-buku nonfiksi
seperti buku biografi tokoh-tokoh terkenal maupun sejarawan. Membaca tidak lagi
hobi namun kebutuhan yang jika dilewatkan akan membuat hari-hari hampa seperti
sayur yang kurang garam. Bahkan keberadaannya lebih penting dari pacar. #eh
Memiliki
kebiasaan membaca bukan berarti membuat saya sering ke toko buku. Saya bahkan
tidak pernah ke toko buku, karena letak toko buku bisa dibilang jauh dari
rumah. Namun teknologi masa kini membuat keterbatasan tidak berarti. Banyak
jalan menuju Roma, begitu pepatahnya. Ketika toko buku memiliki jarak yang
sangat jauh, belanja online menjadi satu-satunya pilihan yang sangat cerdas.
Tidak perlu keluar tenaga atau pun keluar uang banyak jika kalap melihat
deretan judul buku yang berjajar manis di rak. Cukup dengan satu sentuhan saja.
Langganan:
Postingan (Atom)