Jumat, 25 September 2015

Behind The Book 19 JMPS (Vivie Hardika)



Sebelumnya saya tidak pernah sekalipun berpikir untuk menulis buku non-fiction seperti buku bergenre how-to seperti 19 Jurus Mabuk Penulis Sukstress. Buku ini adalah buku nonfiksi pertama saya. Yang berupa antologi bersama 18 penulis keren lainnya.

Pertama kali redaksi Universal Nikko merekrut penulis untuk menuliskan buku nonfiksi tentang kepenulisan, saya antusias sekali meski dalam hati tidak begitu percaya pada diri sendiri. Saya memilih tata cara menulis teenlit, karena teenlit adalah genre novel yang banyak saya tulis. Saya akrab dengan genre teenlit oleh karena diantara 18 penulis hanya saya yang masih remaja. *abaikan caption barusan.

Berbeda dari buku-buku fiksi yang pernah saya tulis, buku ini tentu punya kisahnya sendiri. Tingkat kesulitannya pun berbeda. Saya harus benar-benar bekerja keras untuk naskah yang satu ini. Karena saya nggak mau pembaca yang membaca naskah nonfiksi saya ini tersesat dan tak tau arah jalan pulang. *nah loh malah karaokean.

1.       Berapa lama waktu yang kamu butuhkan untuk menuliskan naskahmu yang ada di buku 19 JMPS? Ceritakan proses kreatifmu ya, Ganks.
Jawab:
                Menuliskannya hanya beberapa jam. Tapi mengeditnya butuh waktu tiga hari. Kenapa begitu? Karena saya ingin naskah ini benar-benar… sempurna… *ala gitagut. #abaikan!
Mengedit adalah bagian paling sulit menurut saya bahkan menurut semua penulis yang berada di muka bumi ini. Mengapa saya kami bilang sulit? Karena dengan mengedit sama seperti mengulang kembali. Mencari tahu keakuratan dari riset yang kita masukkan ke dalam tulisan. Maka tidak jarang banyak penulis yang galau saat mengedit naskahnya sendiri.

2.       Kenapa kamu memilih untuk ‘menurunkan jurus’ yang kamu kuasai itu di dalam buku 19 JMPS?
Jawab:
                Karena… alasannya cukup sederhana. Agar saya memiliki penerus yang akan meneruskan langkah-langkah saya menulis. Agar (lagi) tak banyak inbox menanyakan ‘gimana sih caranya nulis?’, atau yang sering bikin galau, ‘ajarin bikin novel dong.’ Sekarang, karena jurusnya sudah turun dari langit ketujuh, maka saya tidak akan segan-segan lagi membalas berbagai pertanyaan mereka dengan, ‘semuanya terangkum dalam buku 19 JMPS, miliki segera!’ #aseeekkk *Sekalian promosi


3.        Bagian mana dari tulisanmu yang menurutmu menjadi ‘jurus inti’, selain beberapa jurus lainnya yang kamu turunkan kepada pembaca?
Jawab:
                Yaitu harus rajin-rajin membaca. Karena menulis tanpa banyak membaca itu sama saja bohong. Sebab membaca adalah cara paling sederhana untuk banyak belajar. Belajar dari apa yang ditulis penulis sehingga bukunya menarik sekali atau bahkan kita bisa belajar dari kesalahan yang dilakukan penulis. Intinya harus banyak membaca pokoknya.

4.       Kalau diibaratkan pendekar, kira-kira, kamu ingin menyebut jurus yang kamu tuliskan dalam buku 19 JMPS sebagai jurus apa?
Jawab:
Ajian Awet Muda Selamanya. (Karena membaca teenlit secara tak langsung membuat kita merasa tetap muda.)
 Nah, buat kamu-kamu yang ingin menulis… 19 JMPS ini bisa dijadikan kitab untukmu. Karena di dalam buku ini tidak hanya terdapat panduan menulis novel dalam berbagai genre, tapi juga ada panduan menulis blog, memoar dan lain-lainnya.

Ikutin P.O ya :)


Miliki segera!

1 komentar:

  1. bukunya keren nih, tapi sayang banget kalau masuk di timur indonesia biasanya rada lama mesti nunggu 3-6 bulanan

    BalasHapus

Jangan malu- malu untuk berkomentar. Silahkan berikan komentar terbaik anda ^_^ Xie Xie Ni