Menulis bukan
hanya sekadar hobi bagi saya. Menulis adalah sebuah kehidupan. Dunia bagi
pelakonnya. Banyak orang yang ingin menjadi penulis, namun karena beberapa hal
keinginan itu menjadi terbengkalai. Bukan karena ia tidak bisa meraihnya ,
karena mereka tidak menjadikan menulis sebagai bagian dari kehidupannya
sehingga keinginan itu hanya sebatas angan saja tanpa tindakan yang nyata.
Menulis bukan
hanya menghasilkan karya, namun juga proses membagikan apa yang kita ketahui
kepada para pembaca. Alangkah bahagianya jika pembaca tersebut dapat menangkap
hal positif dalam tulisan kita.
beberapa hasil dari menulis |
Dan bagi seseorang yang telah menjadikan menulis sebagai dunia-nya, menulis bisa jadi tidak mengenal waktu. Selagi luang akan menulis. Begitupun saya. Ketika ide sedang bersliweran, saya langsung menuliskannya. Bisa berjam-jam dan sampai tak kenal waktu. Seringnya jadwal menulis saya hingga larut. Di jam-jam segitu biasanya ide muncul tak terduga-duga. Dan tak jarang saya begadang sampai demi menuntaskan hasrat menulis saya tersebut. Kebiasaan begadang inilah yang terkadang menimpulkan penyakit. Punggung jadi pegel, dan tak jarang pula suka masuk angin.
Karena takut
diomelin dan dilarang menulis sampai larut—sementara semakin larut ide semakin
hot—akhirnya saya nggak pakai koprol kepada orang tua. Saya langsung beli obat
anti masuk angin di warung terdekat. Sebelumnya saya telah direkomendasikan
oleh teman saya untuk membeli obat herbal tersebut. Selain harganya terjangkau,
khasiatnya pun tidak cuma untuk masuk angin, tapi dapat juga menghilangkan
pegal-pegal setelah semalaman begadang.