
Gara- gara Lady Gaga(l) konser.
Berita di tv
membuat Rini kembut. Pasalnya ia sudah memesan tiket. Harga tiketnya pun
terbilang tak murah. Untuk mendapatkannya Rini harus merogoh kocek jutaan
rupiah yang ia ambil dari tabungan yang ia simpan bertahun-tahun lamanya. Demi
sebuah konser bintang hollywood kesukaannya ia merelakan tabungan yang ia
rencanakan untuk uang kuliahnya harus ludes.
Namun yang
terjadi bukanlah yang sesuai dengan harapannya. Berita di tiap channel membuat
Rini khawatir. oknum-oknum yang mengatas namakan agama mencekal bintang
hollywood itu mengadakan konser di Indonesia. Padahal sang promotor sudah
menjual habis tiket konser sang bintang. Perdebatan antara yang pro dan kontra
terus beterbangan. Membuat seluruh fans yang sudah memesan tiket demi menonton
bintang hollywood tersebut terus khawatir.
Lady gaga.
Bintang hollywood yang banyak digandrungi, baik remaja, dewasa, menyukainya.
Menyukai keunikan disetiap performa-nya. Itulah hal yang membuat Gaga berbeda
dengan bintang lainnya. Sekarang kedatangan Gaga belum jelas adanya. Alasan
penolakannya disebutkan karena Gaga sering memakai busana kurang sopan disetiap
konsernya. Indonesia yang berbudaya timur mengecam hal itu. Belum lagi issue
mengenai pemujaan Gaga atas setan membuat oknum yang mengatas namakan agama
tersebut murka dan tak ingin negeri mereka tercemar oleh seorang Lady Gaga.
Banyak petinggi negara yang sudah mendiskusikan masalah ini. Bahkan kabarnya,
masalah ini sempat membuat presiden Obama ikut campur dalam menengahi.
"Huh!"
Rini kesal. Ia tak mau menonton channel
apapun yang menyinggung Gaga. Jika melihatnya ia menjadi kesal. Kesal karena
bintang yang menyebut fans nya sebagai little monster itu terancam gagal
konser.
**
Rini duduk
santai di bangkunya. Ia masih pusing akibat berita miring dan pemberitaan
penolakan Gaga. Ia juga memikirkankan bagaimana nasib uangnya. Padahal
merelakan uang tabungannya itu tidak mudah. Rini harus meminta izin dulu kepada
Mama dan Papa. Sekarang kerelaan itu tak berbuah manis. promotor pasti
mengembalikan keseluruhan uang kepada fans, tapi tetap saja Rini tak rela jika
Gaga tak jadi konser. Kapan lagi coba, bisa melihat konser bintang sekeren Gaga.
Sudah hampir
bel. Namun Ayu belum datang. Biasanya ia lebih dulu ketimbang Rini. Tapi hari
ini, Ayu tidak menampakkan dirinya selama pelajaran pertama. Apa mungkin Ayu
sakit? Lalu kenapa tak ada kabar tentang berita sakitnya? Satu surat pun tak
tertera. Maka dari itu, Rini berinisiatif untuk pergi ke kelas sebelah, XII-B.
Di kelas tersebut, ada tetangga Ayu bernama Koko. Mungkin koko tahu kenapa Ayu
tak hadir.
"Waahh..
Aku kurang tahu, Rin. Ntar ya aku ke rumahnya. Ntar aku tanyai deh."
"Tolong ya,
Ko. Bentar lagi kan ujian nasional. Kalau dia nggak masuk kan sayang banget!"
"Iya, Rin.
Ntar pulang sekolah aku langsung ke rumahnya deh."
**
Janji koko untuk
memberi kabar mengenai Ayu tak kunjung terlaksana. Koko tak memberi kabar
apapun juga. Terpaksa Rini harus meminta informasi itu sendiri pada Koko. Koko
yang selalu sibuk dengan tim basketnya, akhirnya bisa ditemui disela- sela
waktu istirahatnya.
"Maaf, ya,
Rin, aku belum sempat menemuimu."
"Jadi,
bagaimana keadaan Ayu? Apa dia benar- benar sakit?"
"Dia baik-
baik aja, kok, Rin."
"Tapi
kenapa nggak masuk? ini udah seminggu."
Koko tampak
diam.
"Sebenarnya,
apa yang terjadi sama Ayu, ko?"
Rini penasaran
mendengar Ayu tak masuk sekolah tanpa alasan yang jelas.
"Sebenarnya,
Ayu punya masalah, Rin!"
Rini tercengang.
Masalah? Masalah apa yang terjadi pada Ayu sehingga tak masuk genap seminggu.
Padahal sebentar lagi musim ujian. Segala macam ujian, dari mulai ujian
semester, ujian praktek, dan ujian akhir nasional. Kenapa Ayu mau meninggalkan
itu semua? Sangat disayangkan jika tiba- tiba saja Ayu bolos sekolah, atau
bahkan putus sekolah.
"Masalah,
apa, Ko?"
"Masalah
ekonomi, Rin. Ayu nunggak uang SPP selama 6 bulan. Makanya Ayu diskors sampai
bisa melunasi uang SPP-nya." jelas Koko.
**
Rini termenung
di kamarnya. Ia masih tak habis fikir mendengar kondisi Ayu sekarang. Ayu
diskors sampai ia bisa melunasi uang sekolahnya. Ya Tuhan, kenapa Ayu nggak
cerita masalah ini sih?
Teet !! Teet!!
Handphone Rini
bergetar. Di layar handphone tertera nama Ringgo. Rini baru ingat kalau hari
ini ia ada janji dengan Ringgo untuk berangkat bersama untuk menukarkan tiket
konser Gaga dengan nominal.
"Rin, aku
udah di depan rumah kamu, nih!"
"Iya, aku
bentar lagi aku ke bawah."
**
Ayu sudah
terlihat di bangkunya. Hal itu membuat Rini senang. Rini langsung menghampiri
Ayu yang tampak menyalin catatan yang tertinggal selama ia tak sekolah.
"Yu, aku
seneng kamu bisa masuk sekolah lagi." ujar Rini pada Ayu.
"Iya, Rin.
Inikan berkat kamu juga. Kalau nggak, mana mungkin aku bisa sekolah. Thanks ya,
Rin. Kamu memang sahabat terbaik aku." mata Ayu berkaca, kaca. Sedetik
kemudian ia memeluk Rini. "Aku janji, secepatnya aku akan mengembalikan
uangmu. Tapi maaf ya, Rin, gara- gara aku kamu nggak jadi liat konser Gaga.
Padahal kamu pingin banget kan?"
"Nggak papa
lagi, Yu. Aku sedih kalau kamu nggak sekolah gara- gara uang SPP. Lagipula,
lady gagal konser, kok. Seandainya jadi, aku pasti lebih milih bantu kamu
ketimbang nonton. Aku nggak rela kalau sampai kamu putus sekolah."
Ayu menangis
haru mendengar ucapan Rini barusan.
"sudah,
jangan nangis lagi Yu. Lebih baik kamu mencatat aja, karena kamu sudan banyak
ketinggalan mencatat."
Ayu menurut, ia
beralih dan mencatat semua mata pelajaran dari buku yang ia pinjam dari teman
yang lain, sisanya dari catatan Rini.
HIhihi, nama tokohnya aku ya Vi *pede amat* Keren euyyy terus nampang di mana-mana. Sukses ya
BalasHapusmakasih ayu.. ahahaha okelah, emang namanya namamu kan.
BalasHapusKeren Kak Vivi :) kalau ngirim ke media gitu format di subjectnya gimana kak?
BalasHapusKasih subjeck cerpen dek. gitu aja sih. hehehe
BalasHapus