Senin, 23 Juli 2012

Ku Relakan Kau Pergi


Ku Relakan Kau Pergi

 

Malam ini dingin. Seandainya tak ada kau di sini mungkin aku bisa menggigil.
"Malam ini mungkin akan jadi pertemuan terakhir kita. Ku harap kau mau menungguku." katamu dengan nada lemah.
Aku diam dan tak tahu harus jawab apa? Aku sudah menduga malam ini adalah malam terakhir kebersamaan kita. Kau sudah pernah membahasnya. Dan sepertinya kau mencemaskan sesuatu.
"Ini kesempatan terakhirku."
"Joe, ingatlah, aku akan tetap bersamamu. Kau harus yakin, aku tidak akan ke mana- mana selama kau pergi!"
**

*Inget Joe yang lagi persiapan wamil.

Minggu, 22 Juli 2012

SATU, KU TAK AKAN MELEPASMU, LAGI

SATU, KU TAK AKAN MELEPASMU, LAGI


 Satu..
Ku tahu kesendirianmu.
Berat, ku juga tahu itu.

Satu..
tahukah kau aku juga miris melihatmu sendiri.
Tanpa teman, tanpa perlindungan.

Aku pernah kehilanganmu.
Dan aku tak ingin kehilanganmu, lagi.

Satu, Ku ingin memelukmu.
Erat hingga tak terlepas.
Dan jika kau pergi nanti, aku ada bersamamu.
Satu, ku tak akan melepaskanmu, lagi.


22 July 2012

Jumat, 20 Juli 2012

MISSING CIKOLE!

Short Story in Cikole

Kemsasnas sudah berakhir dua minggu yang lalu, namun suasana kekeluargaannya masih berasa sampai sekarang. Huaa.. Aku kangen suasana di Cikole. Masih banyak cendolers yang belum aku pelukin. Pingin pelukin lagi satu- satu. Aahh, seandainya waktu bisa diputer lagi. *peluk pinus.

Berawal dari Kemsasnas I tahun lalu. Aduh, ngeliat foto- foto di grup rasanya envy bener. Pingin ketemu juga. Eh, beberapa bulan kemudian diumumin Kemsasnas akan kembali diselenggarakan. Asseeeekk.. Sebelum diumumin kapan tepatnya Kemsasnas diselenggarakan, aku udah grasak grusuk. Berminat. Bener- bener pengen ketemu mereka. Makanya aku ngajakin Rahmayani yang waktu itu baru aja masuk ke Cendol. Hihihi..

Nabung.. Nabung.. Nabung..

Kamis, 19 Juli 2012

Letters to Me From Hadi Kurniawan


Surat Untuk Vivi


Lubuklinggau, 4 Juni 2012
Dear Vivi yang cantik dan juga cungkring
Aku tak terbiasa mengirim surat. Mungkin bisa jadi inilah kali pertama aku mengirim surat. Ya, mungkin karena itu pula lah, kata-kata yang akan kutuang di sini hanyalah kata-kata biasa sebisaku.
Lihatlah, Vi! Aku mulai merangkai kata untuk paragraf kedua yang tiada artinya. Aku hanya ingin bersurat kepadamu. Semoga saja kelak kau pun memberikan surat kepadaku.
Vivi yang keriting, ingatkah kau saat aku berkomentar pada salah satu fotomu di fesbuk? Pada saat itu aku bilang kalau kamu itu ikal. Tapi spontanitas, kamu menyelaku dan mengatakan kalau kamu keriting. Sebetulnya ceritanya begini. Satu hari sebelum aku komen tersebut, aku komentar ke foto orang lain yang kurasa rambutnya keriting. Saat aku memujinya keriting di kolom komentar. Dia menyanggahku dengan berkata kalau dia sebenarnya ikal. Makanya aku tak mau lagi berkata keriting untuk mengomentari foto orang lain. Apalagi itu foto seorang gadis. Begitulah yang kemudian kulakukan kepadamu, Vi. Aku bilang kamu ikal supaya kamu tidak murka. Tetapi aku salah. Kamu lebih percaya diri dengan menyebut dirimu sebagai gadis keriting dibandingkan ikal. Aku tersenyum membacanya.
Entah mengapa, aku selalu takjub dengan semua gadis yang berambut keriting. Mungkin karena dulu waktu SMA aku pernah menyimpan cinta untuk gadis keriting. Tapi sampai kami lulus sekolah, aku tak kunjung mengungkapkannya. Sehingga kini dia termiliki oleh orang lain. Ya, itulah segelintir kecemenanku waktu remaja.
Vivi yang penuh semangat dalam menulis.
Aku sungguh takjub dengan kegigihanmu. Di usiamu yang masih terbilang belia, karyamu sudah tersebar di mana-mana. Aku teramat bangga bisa mengenalmu, bergurau denganmu, menjadi sahabatmu. Aku bangga. Benar aku bangga, Vi.
Oh iya, Vi. Ada apa di tanggal 5 juni? Adakah hal yang istimewa di hari itu?
Kalau boleh aku menebak. Kamu pasti akan bertambah umur di hari itu. Benar kan? Ciye … pantasan saja kamu mengadakan sayembara ini.
Sungguh masa depan itu ada, karena kau berhasil melewati satu  tahun lagi masa usiamu. Selamat ulang tahun untuk sahabat terbaikku. Meski hanya lewat email, ucapanku tersampaikan, semoga tidak mengurangi kebahagian. Sekali lagi selamat ulang tahun, Vivi.
Temanmu di  Yayasan Cendol
ttd
Hadi Kurniawan


---------------------------------------------------

Hadi, thanks ya sebelumnya karena kamu udah menyempatkan kirim surat buat aku. Hihihi.. tau nggak sih, pas bacanya aku terharu. surat seperti inilah yang aku inginkan. Hehehe..
btw, bukunya udah nyampe belum sih?
Oh ya, mengenai kekeritinganku, haha... aku lebih baik dibilang keriting ketimbang dibilang lurus tapi dalam hati mual mual. Hihihi..
Mengenai gebetan keritingmu, heu, jangan sampai aku yang selanjutnya. Ahihihi..
yaudahlah segini aja balasanku. *daripada nggak dibales. Hahaha

:)

Kamis, 12 Juli 2012

CIKOLE IM IN LOVE


 
 Langit biru
Pinus menjulang tinggi
Cikole yang indah
Membuat hati berdesir
Dalam keindahan cinta


Ada canda
Ada tawa
Sudah pasti yang selanjutnya adalah
Kebahagiaan..

Wahai pinus..
Tahukah kau aku bahagia bertemu denganmu
Tahukah kau aku merindukanmu, sekarang?
Aaahh pinus.. Aku senang bisa memelukmu,
Meskipun tanganku tak sampai melingkar.

Pinus..
Aku ingin memelukmu, lagi.